Seperti dalam olahraga, persaingan dalam bisnis mendorong inovasi dan memaksa perusahaan untuk menemukan cara untuk menonjol dan mencari keunggulan unik mereka.
Saat ini, salah satu arena persaingan yang paling ketat adalah kecerdasan buatan (AI). AI mengubah bisnis di semua industri—mulai dari meningkatkan kesejahteraan di tempat kerja hingga merampingkan tugas operasional.
Ambil contoh Apple, perusahaan yang memasuki dunia AI dengan Apple Intelligence. Apple secara khusus absen ketika OpenAI meluncurkan ChatGPT pada akhir tahun 2022, diikuti oleh Google, Meta, dan Microsoft dengan rangkaian produk AI mereka.
Seperti yang terlihat dalam fokus mereka yang cermat dan meningkat pada kesejahteraan, seperti aplikasi pelacakan gula darah yang dikabarkan telah mereka kembangkan, menurut Bloomberg, Apple telah menunjukkan kemampuan untuk berpikir jangka panjang.
Ketika ditanya dalam sebuah wawancara di Wall Street Journal tentang pendekatan Apple terhadap AI, CEO Apple, Tim Cook, meringkas strategi perusahaan dalam empat kata: "Bukan yang pertama, tetapi yang terbaik."
Pendekatan sabar Apple menunjukkan pengingat yang berharga bagi para pemimpin: persaingan dapat bermanfaat. Dikutip dari Forbes, Senin (30/12/2024), berikut adalah tiga cara untuk memanfaatkan persaingan demi keuntungan menurut Tim Cook.
1. Bersikaplah Sabar dan Ambisius
Ambisi dan kesabaran mungkin tampak kontradiktif, tetapi keduanya menciptakan strategi yang ampuh jika dipadukan. Dalam dunia bisnis yang serba cepat, kita cenderung bereaksi cepat terhadap gerakan pesaing.
Namun, seperti yang dikatakan Tim Cook, "Kita baik-baik saja jika tidak menjadi yang pertama. Perlu banyak pengulangan. Perlu mengkhawatirkan setiap detail. Terkadang, perlu waktu lebih lama untuk melakukannya."
Meskipun urgensi merupakan prasyarat bagi para pemimpin, urgensi tidak berarti terburu-buru. Sebaliknya, ini tentang maju terus-menerus dengan niat. Metode Apple dengan Apple Intelligence menggambarkan pendekatan ini, yang dapat diadopsi oleh setiap pemimpin.
Jika dipadukan dengan visi yang jelas dan ambisi yang agresif, kesabaran memungkinkan kamu untuk bertindak dengan tenang dan memprioritaskan kualitas sambil tetap fokus pada tujuan akhirmu.
Merek seperti Hermès membuktikan bahwa kualitas dan strategi yang matang pada akhirnya menciptakan dampak dan kepercayaan yang bertahan lama, yang sering kali lebih penting daripada kecepatan untuk memasarkan.
Baca Juga: Bos Apple Akui Indonesia Banyak Tempat Bagus untuk Berinvestasi
2. Manfaatkan Upaya Pesaing untuk Menyempurnakan Strategi
Meskipun menjadi yang pertama memiliki keuntungan, menjadi strategis tentang waktu memiliki manfaat. Bayangkan seorang "pemukul balik" dalam tinju—seorang petarung yang mengamati lawannya dengan saksama, mengidentifikasi pola, dan menyerang pada saat yang tepat untuk menyerang.
Alih-alih menyerang, mereka menyerang saat kemungkinan besar akan mendaratkan pukulan yang berhasil dan jauh lebih berdampak. Pendekatan "pemukul balik" dalam bisnis ini berarti mengamati "pukulan" pesaing Anda—peluncuran produk, masuknya pasar baru, dan inisiatif bakat.
Dengan memahami apa yang berhasil dan apa yang tidak dalam langkah-langkah awal ini, kamu dapat memperoleh wawasan tentang permintaan pasar dan kelemahan pesaing.
"Pemukul balik" memungkinkan kamu untuk membuat penawaran yang mengatasi kesenjangan atau kebutuhan pelanggan (dan bahkan karyawan yang terabaikan) yang mungkin diabaikan oleh pesaing. Meskipun strategi ini membutuhkan disiplin, strategi ini juga menyediakan jalur yang lebih berkelanjutan menuju diferensiasi.
Bagi para pemimpin di industri apa pun, strategi serangan balik ini membantu menyempurnakan penawaran dan strategi sekaligus memastikan bahwa setiap inisiatif bersifat strategis dan berdampak, bukannya reaktif dan meleset dari sasaran.
3. Manfaatkan Waktu Senggang untuk Menggerakkan Tim dan Memperkuat Misi
Saat Cook membahas lebih lanjut tentang Apple Intelligence, ia mengatakan bahwa "jika kita dapat melakukan keduanya (meluncurkan dengan cepat dan memberikan kualitas), itu fantastis. Namun jika kita hanya dapat melakukan satu, itu tentang menjadi yang terbaik." Periode Apple untuk membangun dengan tenang dan tetap sabar mirip dengan sebuah grup musik.
Persaingan dapat menjadi aset besar bagi para pemimpin dan organisasi jika didekati secara strategis. Dengan mengadopsi mentalitas "bukan yang pertama, tetapi yang terbaik", para pemimpin dapat menang di berbagai bidang—menarik bakat terbaik, meningkatkan pendapatan, mengangkat budaya kesejahteraan mereka, dan memanfaatkan peluang pasar yang unik untuk pertumbuhan.
Semoga informasinya bermanfaat, ya!
Baca Juga: Mendorong Investasi Apple di Indonesia: Peluang dan Tantangan dalam Era Digital