Perbaikan Rumah
Berbeda dengan merenovasi, pilihan memperbaiki rumah hanya berfokus pada pemeliharaan dan perbaikan kerusakan pada bagian tertentu saja, seperti atap bocor, dindin retak, atau kelistrikan dan lain sebagainya.
Biaya perbaikan biasanya lebih terjangkau daripada renovasi atau membangun rumah baru. Hal ini juga diungkap oleh Fredy Yanto, selaku Co-Founder dan Co-CEO Gravel, kebanyakan pemilik rumah sering mengabaikan perbaikan rumah yang level kerusakannya kecil.
Baca Juga: Permintaan Rumah Baru Melonjak di Kabupaten Bogor pada Tahun 2023, Akankah Berlanjut di 2024?
"Ini sangat disayangkan, padahal kalau mereka tahu kerusakan kecil bisa berkembang menjadi kerusakan besar tanpa kita sadari. Makanya, pemeliharaan dan perbaikan rumah secara rutin itu penting agar kualitas rumah tetap baik. Dan yang paling penting, biaya yang dikeluarkan juga tidak membengkak,” terangnya kepada Olenka.
Jadi secara garis besar, sebelum memutuskan, kamu perlu mempertimbangkan faktor berikut, Growthmates:
Kebutuhan: Apa yang ingin kamu capai? Apakah kamu butuh ruang lebih, fungsi baru, atau hanya ingin menyegarkan tampilan rumah?
Kondisi Rumah: Jika rumah sudah tua atau rusak, pertimbangkan apakah membangun ulang mungkin lebih baik? Jika kondisinya masih baik, renovasi bisa menjadi pilihan.
Anggaran: Berapa banyak dana yang kamu punya dan siapkan?
Waktu: Berapa lama waktu yang kamu miliki dan bisa kamu sisihkan untuk menyelesaikan proyek?
Intinya, solusi apapun harus dipilih berdasarkan kebutuhanmu. Jika mendambakan kebebasan desain tanpa batas dan anggaran besar sudah siap, membangun rumah baru adalah pilihan tepat.
Namun, jika budget tidak terlalu besar dan gak masalah dengan mengubah rumah eksisting, renovasi bisa menjadi solusi. Sedangkan perbaikan rumah, cocok untuk menjaga kondisi rumah tetap baik dan mengatasi masalah kecil saja.