Memiliki rumah idaman pasti merupakan dambaan semua orang. Baik itu bagi pasangan muda, keluarga yang sedang berkembang, atau pun profesional yang ingin meningkatkan kualitas hidup.
Namun, seringkali banyak pertimbangan yang harus dipikirkan secara matang. Pasalnya, keputusan membeli rumah harus disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan finansial, dan juga impian.
Nah, kira-kira bagaimana ya solusinya? Berikut redaksi Olenka telah merangkumnya untukmu, Growthmates! Lebih baik membangun rumah dari nol, merenovasi, atau memperbaiki rumah yang sudah ada ya? Check it dot!
Membangun Rumah Baru
Ada banyak cara untuk memiliki rumah, salah satunya adalah membangun rumah baru. Pilihan ini ideal apabila kamu memiliki visi yang jelas tentang rumah impian tersebut. Nilai plusnya adalah kamu bisa menyesuaikan konsep rumah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
Baca Juga: Generasi Muda Mau Punya Rumah? Begini Tips Grant Thornton Indonesia
Eits, setiap pilihan tentu juga ada hal yang harus dipertimbangkan dong. Jika kamu memilih opsi membangun rumah baru, kamu harus mempertimbangkan investasi waktu, tenaga, dan biaya yang besar.
Selain itu, kamu juga harus memastikan surat-surat dari lahan yang akan dibangun rumah. Apakah sertifikatnya sudah jelas? Bagaimana IMB-nya? Dan, kamu juga perlu menyewa jaga arsitek dan kontraktor untuk membantu membangun rumahmu, memilih tukang yang kompeten, belanja material, serta mendampingi dan memastikan bahwa proyek berjalan sesuai rencana.
Renovasi Rumah
Solusi yang kedua ini menjadi pilihan tepat apabila kamu ingin merombak sebagian atau keseluruhan rumah yang sudah ada. Renovasi rumah memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan rumah dengan kebutuhan dan preferensimu tanpa harus membangun dari awal.
Dari segi biaya, yang harus kamukeluarkan untuk renovasi dapat bervariasi tergantung pada skala proyek dan material yang digunakan. Penting untuk merencanakan dengan matang dan memilih kontraktor yang bisa diandalkan atau tukang yang terpercaya untuk memastikan hasil yang memuaskan.
Perbaikan Rumah
Berbeda dengan merenovasi, pilihan memperbaiki rumah hanya berfokus pada pemeliharaan dan perbaikan kerusakan pada bagian tertentu saja, seperti atap bocor, dindin retak, atau kelistrikan dan lain sebagainya.
Biaya perbaikan biasanya lebih terjangkau daripada renovasi atau membangun rumah baru. Hal ini juga diungkap oleh Fredy Yanto, selaku Co-Founder dan Co-CEO Gravel, kebanyakan pemilik rumah sering mengabaikan perbaikan rumah yang level kerusakannya kecil.
Baca Juga: Permintaan Rumah Baru Melonjak di Kabupaten Bogor pada Tahun 2023, Akankah Berlanjut di 2024?
"Ini sangat disayangkan, padahal kalau mereka tahu kerusakan kecil bisa berkembang menjadi kerusakan besar tanpa kita sadari. Makanya, pemeliharaan dan perbaikan rumah secara rutin itu penting agar kualitas rumah tetap baik. Dan yang paling penting, biaya yang dikeluarkan juga tidak membengkak,” terangnya kepada Olenka.
Jadi secara garis besar, sebelum memutuskan, kamu perlu mempertimbangkan faktor berikut, Growthmates:
Kebutuhan: Apa yang ingin kamu capai? Apakah kamu butuh ruang lebih, fungsi baru, atau hanya ingin menyegarkan tampilan rumah?
Kondisi Rumah: Jika rumah sudah tua atau rusak, pertimbangkan apakah membangun ulang mungkin lebih baik? Jika kondisinya masih baik, renovasi bisa menjadi pilihan.
Anggaran: Berapa banyak dana yang kamu punya dan siapkan?
Waktu: Berapa lama waktu yang kamu miliki dan bisa kamu sisihkan untuk menyelesaikan proyek?
Intinya, solusi apapun harus dipilih berdasarkan kebutuhanmu. Jika mendambakan kebebasan desain tanpa batas dan anggaran besar sudah siap, membangun rumah baru adalah pilihan tepat.
Namun, jika budget tidak terlalu besar dan gak masalah dengan mengubah rumah eksisting, renovasi bisa menjadi solusi. Sedangkan perbaikan rumah, cocok untuk menjaga kondisi rumah tetap baik dan mengatasi masalah kecil saja.