Keuntungan berbisnis kelapa sawit di Indonesia sangat besar dan menggiurkan. Usut punya usut, peluang keuntungan dari industri sawit bisa tembus hingga tiga kali lipat lho, Growthmates. Tak ayal, kalau banyak pejuang cuan yang mulai melirik untuk berbisnis kelapa sawit di Tanah Air.

Growthmates yang juga tergiur, ada banyak hal yang harus kamu perhatikan dan dimengerti sebelum melakukan budidaya kelapa sawit. Budidaya tanaman kelapa sawit yang sesuai dengan standar GAP (Good Agricultural Practices) sangat berpengaruh terhadap maksimalnya hasil yang didapat. 

Oleh sebab itu, ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya sawit. Mulai dari persiapan sebelum menanam sawit, perawatan tanaman, panen, hingga pasca-panen kelapa sawit.

1. Persiapan Sebelum Menanam Sawit

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menanam sawit. Berikut tiga di antaranya:

a. Pilih Lahan yang Tepat

Salah satu hal penting yang perlu dipersiapkan terkait dengan budidaya kelapa sawit adalah lahan. Tidak semua jenis lahan bisa digunakan sebagai media tanam kelapa sawit. 

Mengutip dari laman Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, adapun jenis tanah yang cocok untuk menanam sawit yaitu tanah yang mengandung lempung, tidak berbatu dengan pH 4 – 6. Tanah untuk menanam sawit juga  harus memiliki aerasi yang baik dan subur.

Perkebunan sawit sebaiknya mempunyai sistem drainase yang baik, dengan permukaan air yang cukup dalam, solum juga harus dalam keadaan cukup bendungan sekitar 80 cm.

Selain itu, penting untuk memilih lokasi yang tepat saat hendak membuka lahan sawit. Growthmates perlu tahu, sawit tumbuh dengan baik di daerah beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup. Tanaman sawit akan tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian sekira 1.500 mdpl dengan suhu lingkungan yang ideal yaitu 24-28 derajat Celcius. 

Pastikan untuk memilih lokasi akses yang baik, termasuk akses ke pasokan air dan akses untuk pengangkutan hasil panen nantinya. 

b. Pilih Benih yang Berkualitas

Selanjutnya adalah memilih benih yang berkualitas. Pastikan kamu memilih bibit yang bebas dari penyakit dan cacat yang dapat mengganggu pertumbuhan sawit. Carilah bibit berkualitas dari perusahaan yang memiliki reputasi baik dalam penyediaan bibit sawit.

Benih yang unggul dan bermutu sangat memengaruhi hasil dan kualitas tandan kelapa sawit. Oleh karena itu, penggunaan bibit unggul dan berkualitas menjadi syarat utama dalam pengembangan budidaya kelapa sawit.

c. Persiapan Lahan dan Penanaman

Bila sudah menentukan lokasi lahan, lakukan pembersihan terlebih dahulu dari gulma dan batang serta sisa tanaman sebelumnya. Setelah itu, buatlah lubang tanam dengan jarak yang sesuai antara tanaman sawit. 

Kamu bisa membuat lubang tanam dengan ukuran 50 x 40 cm dan kedalaman 40 cm. Tanah galian bagian atas setebal 20 cm dipisahkan dari tanah bagian bawah. Jarak antar lubang tanam yaitu 9 x 9 x 9 m. Apabila kebun kelapa sawit berupa area bukit, harus dibuat teras melingkari bukit dengan jarak 1,5 m dari sisi lereng.

Setelahnya, letakkan bibit sawit di dalam lubang tanam dan tambahkan tanah subur di sekitarnya. Pastikan pula bibit terpasang dengan kokoh dan akar terendam di dalam tanah ya, Growthmates.

Baca Juga: Benarkah Minyak Sawit Pemicu Kolesterol Tinggi? Ini Sederet Faktanya dari Ahli dan Manfaatnya untuk Kesehatan

2. Perawatan Tanaman

Ketika bibit tanaman sawit sudah ditanam, langkah selanjutnya yang harus diperhatikan adalah perawatan tanaman. Mengutip dari situs GDM Organic, berikut cara merawat tanaman sawit yang baru ditanam:

a. Tahap Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Tanaman belum menghasilkan merupakan tanaman sejak bulan pertama ditanam hingga bulan panen di usia ke 30-36 bulan. Fase ini bisa dibilang cukup krusial sebab berpengaruh terhadap sawit yang dihasilkan nantinya. Ada 9 rangkaian perawatan dalam fase ini, berikut di anataranya.

  • Konsolidasi, Konsolidasi merupakan rehabilitasi pada tanaman yang baru ditanam. Tujuannya agar tanaman tumbuh dengan sempurna, sehat, normal, dan tegak. Kegiatan konsolidasi  meliputi pendataan tanaman yang cacat, mati, terkena hama maupun penyakit.
  • Penyiangan, proses ini dilakukan untuk menyingkirkan segala jenis gulma dari permukaan tanah seluas area piringan pohon yang telah ditentukan. Dengan begitu, tanaman akan terbebas dari hama.
  • Pemupukan, memberikan tambahan unsur hara dalam tanah, sebagai antibodi tanaman, serta mencegah timbulnya hama dan penyakit pada tanaman.
  • Tunas pasir, biasanya dilakukan saat sawit berusia 24 bulan atau 6 bulan sebelum panen perdana. 
  • Pengendalian hama dan penyakit, ini bisa dicegah dengan melakukan pemupukan secara rutin dan benar sejak awal pengolahan tanah hingga panen. 
  • Persiapan sarana panen, mendekati hari H panen biasanya para petani akan menyiapkan sarana panen dengan membuat pengumpulan hasil panen.

b. Tahap Tanaman Menghasilkan (TTM)

Tanaman sawit biasanya berbunga pada umur 10-12 bulan. Bunga jantan maupun betina muncul di ketiak pelepah daun dan bunga jantan akan gugur setelah anthesis. Sawit akan tumbuh dengan baik jika dirawat dengan baik. Berikut langkah perawatan yang dapat dilakukan.

  • Pengendalian gulma, ini perlu dilakukan guna meningkatkan efektivitas pemupukan, mengurangi persaingan penyerapan unsur hara dan zat penting lainnya, menyuburkan kebun, dan memudahkan dalam pengutipan brondolan sawit 
  • Penunasan pelepah, hal ini dilakukan untuk mengatur jumlah pelepah yang harus dipertahankan maupun dilepas yang ada di pohon. 
  • Pemupukan, agar mencapai hasil pemupukan secara maksimal, sebaiknya petani memilih jenis pupuk yang memiliki kandungan yang dibutuhkan dalam budidaya sawit. 
  • Pemeliharaan jalan, memudahkan mobilisasi saat budidaya sawit dilakukan.

Baca Juga: 24 Jam Bersama Sawit, Fakta Kegunaan Kelapa Sawit yang Mencengangkan!

3. Panen dan Pasca-panen

Mengutip dari laman Biotifor, pemanenan sawit biasanya dilaksanakan sesudah tanaman mencapai umur yang masak, yakni sekira 3-4 tahun setelah penanaman. Saat panen, kamu bisa menggunting tandan buah sawit dengan memakai alat yang tepat. 

Sesudah panen, buah sawit harus segera diolah untuk menghasilkan minyak kelapa sawit. Sesudah panen, lakukan perawatan dan pemeliharaan yang tepat untuk tanaman sawit yang masih ada.

Pastikan tanaman masih tetap memperoleh perawatan yang dibutuhkan, seperti pemotongan, pemupukan, dan pengaturan hama dan penyakit. Dengan perawatan yang baik, tanaman sawit bisa terus tumbuh dan memberi hasil panen yang baik untuk jangka panjang. 

Nah Growthmates, itu dia hal yang perlu kamu perhatikan dan pahami sebelum melakukan budidaya kelapa sawit ya. Semoga bermanfaat!