Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day 2025, The Economist merilis indeks glass-ceiling tahunan yang menilai kondisi kerja bagi perempuan di 29 negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Peringkat ini disusun berdasarkan sepuluh indikator, yaitu tingkat pendidikan tinggi, partisipasi perempuan dalam ujian GMAT, tingkat keterlibatan mereka di dunia kerja, kesenjangan upah berbasis gender, serta proporsi perempuan yang menduduki posisi manajerial, jajaran direksi perusahaan, dan pemerintahan. Selain itu, indeks ini juga mempertimbangkan biaya bersih pengasuhan anak, serta kebijakan cuti berbayar bagi ibu dan ayah.
Menukil dari laman CNBC Make It, beberapa negara Nordik mendapat peringkat tinggi pada indeks glass ceiling, termasuk Finlandia, Denmark, Norwegia, Swedia, hingga Islandia menjadi negara terbaik untuk wanita pekerja.
“Negara-negara Nordik terus memprioritaskan membantu perempuan menyelesaikan pendidikan universitas, mendapatkan pekerjaan, meraih posisi senior, dan memanfaatkan sistem cuti orang tua serta jadwal kerja yang fleksibel,” bunyi keterangan pers The Economist seperti dikutip, Minggu (7/3/2025).
Baca Juga: 10 Perempuan Pebisnis Ternama di Industri Kecantikan Indonesia
Adapun 10 daftar negara terbaik di dunia bagi pekerja perempuan, di antaranya adalah:
- Swedia
- Islandia
- Finlandia
- Norwegia
- Portugal
- Selandia Baru
- Perancis
- Spanyol
- Denmark
- Australia
Swedia Duduki Peringkat Pertama Jadi Negara Terbaik untuk Wanita Pekerja 2025
Swedia berhasil menduduki peringkat pertama yang didapuk sebagai negara terbaik untuk para pekerja perempuan, setelah dua tahun sebelumnya berturut-turut diduduki oleh Islandia.
Pada tahun 2024, perempuan di Swedia memperoleh penghasilan 7,3% lebih sedikit daripada laki-laki, yang lebih tinggi daripada rata-rata OECD sebesar 11,4%. Menurut laporan tersebut, 66,6% perempuan usia kerja memiliki pekerjaan dibandingkan dengan 81% laki-laki, tetapi di Swedia, jumlah perempuan usia kerja lebih dari 82%.
Di Swedia, 43,7% perempuan menduduki posisi manajerial, yang merupakan yang terbaik dalam indeks, dan 37,7% perempuan menduduki kursi di dewan direksi di negara Nordik tersebut. Perempuan menduduki 46,7% kursi di pemerintahan. Di AS, angka tersebut di bawah rata-rata OECD yang mencapai 28,7%.
Baca Juga: Daftar 10 Negara yang Pernah Dipimpin Perempuan
“Swedia juga memiliki salah satu kesenjangan upah terkecil di kalangan wanita pekerja,” kata peneliti data di The Economist, Lizzy Peet.
Lanjut Peet, fakta bahwa hampir 44% posisi manajerial di perusahaan dipegang oleh perempuan menunjukkan alasan mengapa kesenjangan gender lebih kecil karena posisi tersebut cenderung dibayar lebih baik.
“Negara-negara dengan lebih sedikit perempuan dalam manajemen, lebih sedikit perempuan yang naik jabatan cenderung memiliki kesenjangan upah yang lebih lebar,” imbuhnya.
Swedia Selalu Jadi Pelopor dalam Kesetaraan Gender
Sejak laporan Forum Ekonomi Dunia dirilis pada tahun 2006, Swedia tidak pernah berada di bawah 10 besar dalam hal kesenjangan antara perempuan dan laki-laki menurut indikator seperti kesehatan, pendidikan, politik, dan ekonomi.
Pada tahun 2023, menurut situs web negara tersebut , gaji bulanan rata-rata perempuan di Swedia adalah 90% dari gaji pria. Swedia juga merupakan negara pertama yang mengganti cuti hamil khusus gender dengan cuti netral gender.
Alasan Islandia Tergeser dari Peringkat Pertama
Penting untuk dicatat, kata Peet, bahwa Swedia mengalahkan Islandia tidak berarti satu negara lebih baik dari yang lain. Keduanya memimpin, tetapi Swedia memiliki persentase yang sedikit lebih tinggi dalam beberapa dari sepuluh ukuran yang digunakan untuk memeringkat negara-negara tersebut.
Islandia menduduki posisi No. 2 setelah menjadi No. 1 selama dua tahun terakhir. Salah satu ukuran yang menyebabkan Islandia kehilangan posisi nomor 1 adalah persentase perempuan dalam manajemen, yang turun dari 39,6% menjadi 36,8%.
Baca Juga: 5 Negara dengan Jam Kerja Terpendek di Dunia, di Mana Saja Ya?
“Fakta bahwa angkanya turun beberapa poin persentase akan merugikan posisinya dalam pemeringkatan, tetapi secara keseluruhan, angkanya sangat baik berdasarkan banyak indikasi, terutama jika dibandingkan dengan AS,” jelas Peet.
Islandia adalah salah satu negara paling feminis di dunia. Negara ini adalah negara pertama yang memiliki presiden perempuan dan memiliki salah satu kesenjangan gender terendah secara keseluruhan.