Kehadiran perempuan di puncak kepemimpinan dunia mencerminkan kemajuan besar dalam upaya kesetaraan gender dan pemberdayaan kaum hawa. Pemimpin perempuan tidak hanya memecahkan stereotipe bahwa laki-laki lebih mampu memimpin suatu negara, tetapi juga membawa perspektif baru yang sering kali mengutamakan inklusivitas, kesejahteraan sosial, dan pembangunan berkelanjutan. Dari Asia hingga Eropa, mereka telah meninggalkan warisan yang menginspirasi bagi generasi mendatang.

Sepanjang sejarah, sejumlah negara telah memberi ruang bagi perempuan untuk memimpin sebagai kepala negara atau pemerintahan. Kisah kepemimpinan mereka tidak hanya mencatat pencapaian besar, tetapi juga perjuangan melawan tantangan sosial, politik, dan ekonomi yang unik di setiap negara.

Olenka telah berhasil merangkum dari berbagai sumber pada Senin (20/01/2025), berikut adalah 10 negara yang pernah memiliki pemimpin perempuan yang menjadi bagian dari cerita inspiratif ini:

1. India: Indira Gandhi (1966)

Indira Gandhi dikenal sebagai Perdana Menteri perempuan pertama India yang memimpin mulai tahun 1966. Ia menjadi simbol kekuatan dan stabilitas, terutama dalam periode penuh tantangan bagi India, seperti Perang India-Pakistan 1971.

Baca Juga: 8 Deretan Influencer Perempuan Terkemuka di Indonesia, Punya Pengaruh Besar!

Selama masa kepemimpinannya, ia menjalankan kebijakan nasionalisasi bank untuk memperkuat sektor keuangan India. Langkah ini membantu meningkatkan akses masyarakat terhadap kredit, terutama bagi kaum miskin dan petani. Selain itu, Indira juga memainkan peran penting dalam pengembangan program luar angkasa India yang hingga kini menjadi kebanggaan bangsa.

Meskipun dihormati karena kepemimpinannya, ia juga menghadapi kontroversi, seperti selama masa "Emergency" (1975–1977) ketika kebebasan sipil dibatasi. Namun, warisannya tetap dikenang sebagai salah satu pemimpin perempuan paling berpengaruh di abad ke-20.

2. Portugal: Maria de Lourdes Pintasilgo (1979)

Maria de Lourdes Pintasilgo menjabat sebagai Perdana Menteri Portugal selama tahun 1979. Sebagai perempuan pertama yang memimpin negara ini, ia dikenal atas kontribusinya dalam reformasi sosial dan perjuangannya untuk kesetaraan gender.

Maria de Lourdes memainkan peran besar dalam memperkuat sistem kesehatan dan pendidikan di Portugal. Ia mendorong program-program inovatif untuk meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat miskin serta memperjuangkan kebijakan kesetaraan di tempat kerja. Langkah-langkah ini memberikan dampak jangka panjang bagi kemajuan sosial di Portugal.

Selain itu, ia adalah seorang diplomat yang berkomitmen untuk membangun hubungan internasional yang lebih baik. Keberaniannya melawan diskriminasi dan ketidakadilan menjadikannya tokoh yang dihormati di kancah politik global. Ia dikenang sebagai pionir dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Eropa.

Baca Juga: Sederet Perempuan yang Masuk Daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes

3. Inggris: Margaret Thatcher (1979)

Margaret Thatcher, yang dikenal sebagai "Iron Lady," menjadi Perdana Menteri perempuan pertama Inggris pada tahun 1979. Gaya kepemimpinannya yang tegas dan kebijakan ekonomi neoliberal membuatnya menjadi salah satu tokoh politik paling berpengaruh pada abad ke-20.

Selama masa pemerintahannya, ia fokus pada privatisasi industri-industri besar Inggris yang sebelumnya dimiliki negara. Kebijakannya ini menuai pro dan kontra, namun berhasil mengubah lanskap ekonomi Inggris, menjadikannya lebih kompetitif di pasar global. Selain itu, Thatcher dikenal karena perannya dalam kemenangan Inggris di Perang Falklands melawan Argentina pada tahun 1982.

Meskipun sering dikritik karena kebijakan domestiknya yang dianggap keras terhadap kelas pekerja, Thatcher membawa stabilitas dan kekuatan di tengah tantangan geopolitik. Kepemimpinannya menjadi contoh dari determinasi dan konsistensi dalam politik.

4. Filipina: Corazon Aquino (1986)

Corazon Aquino, Presiden perempuan pertama Filipina, dikenal sebagai tokoh utama dalam Revolusi People Power. Ia membawa perubahan besar bagi demokrasi di Filipina setelah mengakhiri rezim otoriter Ferdinand Marcos.

Kepemimpinan Corazon dikenal sederhana namun penuh determinasi. Ia berhasil memperkenalkan konstitusi baru yang mengutamakan hak asasi manusia dan kebebasan sipil. Selain itu, Corazon juga mendorong reformasi agraria untuk membantu para petani miskin di negaranya.

Meskipun menghadapi berbagai upaya kudeta dan tantangan ekonomi, Corazon tetap teguh pada prinsipnya untuk memulihkan demokrasi. Ia dikenang sebagai simbol keberanian dan pengorbanan demi masa depan bangsa Filipina yang lebih baik.

Baca Juga: Ini Daftar Menteri dan Wakil Menteri Perempuan dalam Kabinet Merah Putih yang Dilantik Prabowo-Gibran

5. Turki: Tansu Çiller (1993)

Tansu Çiller menjadi Perdana Menteri perempuan pertama Turki pada tahun 1993. Meskipun masa kepemimpinannya diwarnai tantangan politik domestik yang kompleks, ia memainkan peran penting dalam modernisasi ekonomi Turki, 

Tansu fokus pada liberalisasi ekonomi dan meningkatkan investasi asing untuk memperkuat pertumbuhan negara. Ia juga mendorong pembangunan infrastruktur sebagai upaya meningkatkan daya saing Turki di tingkat global. Namun, kepemimpinannya juga menghadapi tantangan berupa konflik dengan kelompok Kurdi dan kritik atas kebijakan dalam negeri.

Sebagai pemimpin perempuan di negara dengan tradisi patriarki yang kuat, Tansu membuka jalan bagi lebih banyak perempuan Turki untuk berkiprah di politik. Ia meninggalkan warisan yang menginspirasi generasi pemimpin perempuan berikutnya.