Growthmates, menyemprotkan parfum di leher menjadi kebiasaan harian bagi banyak orang. Namun, para ahli memperingatkan bahwa kebiasaan ini dapat membawa risiko kesehatan yang tidak bisa diabaikan.

Di balik aroma yang memikat, banyak parfum modern mengandung bahan kimia sintetis yang dapat mengganggu keseimbangan hormon dan kesehatan kulit, terutama di area sensitif seperti leher.

Ahli Kesehatan, Manpreet Kalra, mengungkapkan bahwa sebagian besar parfum mengandung ftalat, paraben, dan musk sintetis, bahan kimia yang dikenal sebagai pengganggu endokrin (EDC).

“Paparan rutin terhadap bahan-bahan ini di area leher, tempat kulit sangat tipis dan kelenjar tiroid berada, dapat meningkatkan risiko ketidakseimbangan hormon, gangguan tiroid, hingga masalah metabolisme,” jelasnya.

Bagaimana Parfum Bisa Mengganggu Hormon?

Bahan kimia dalam wewangian sintetis bekerja dengan cara meniru atau menghambat fungsi hormon alami dalam tubuh.

Gangguan ini dapat memengaruhi produksi, sinyal, dan keseimbangan hormon dalam jangka panjang.

Akibatnya, tubuh berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan seperti gangguan metabolisme, disfungsi tiroid, sindrom ovarium polikistik (PCOS), hingga peningkatan risiko kanker terkait hormon seperti kanker payudara dan prostat.

Ketika parfum disemprotkan langsung ke leher, bahan kimia dengan mudah diserap melalui kulit tipis di area tersebut dan masuk ke aliran darah.

Karena leher juga dekat dengan kelenjar tiroid, pengatur utama metabolisme, paparan bahan berbahaya ini dapat memperbesar potensi gangguan fungsi tiroid.

Selain dampak hormonal, penggunaan parfum sintetis juga dapat memicu reaksi kulit.

Beberapa bahan seperti bergamot diketahui dapat meningkatkan fotosensitivitas, membuat kulit lebih rentan terhadap kerusakan akibat sinar matahari.

Akibatnya, muncul bintik hitam, pigmentasi tidak merata, dan tanda penuaan dini. Reaksi alergi seperti ruam, kemerahan, atau bercak hitam juga sering dilaporkan.

Baca Juga: 5 Tips Beli Parfum Online Biar Dapat Wangi yang Pas

Alternatif yang Lebih Aman

Untuk melindungi kesehatan jangka panjang, para ahli menyarankan agar masyarakat mulai beralih ke parfum alami atau organik yang bebas dari bahan kimia sintetis berbahaya.

Selain itu, sebaiknya hindari menyemprotkan parfum langsung ke leher atau area tiroid. Pilihlah titik nadi dengan kulit yang lebih tebal, seperti pergelangan tangan atau belakang telinga, untuk mengurangi penyerapan bahan kimia berisiko.

Langkah penting lainnya adalah membaca label dengan cermat guna memastikan produk tidak mengandung ftalat atau paraben yang dapat mengganggu keseimbangan hormon dan kesehatan kulit.

Dengan langkah sederhana ini, Anda dapat tetap menikmati aroma favorit tanpa membahayakan kesehatan hormonal dan kulit.

“Kesadaran adalah langkah pertama,” tegas Manpreet Kalra.

“Dengan memilih alternatif yang lebih aman dan cara penggunaan yang tepat, kita bisa melindungi tubuh dari paparan bahan kimia yang tidak perlu," lanjut Manpreet Kalra.

Baca Juga: Jurus Ampuh Parfum Tahan Lama ala Founder Bonavie