Sanitasi yang aman dan layak bukan sekadar urusan fasilitas fisik, melainkan bagian dari hak asasi anak yang harus dipenuhi. Hal inilah yang menjadi fokus kolaborasi antara UNICEF Indonesia dan Wings Group Indonesia dalam mendorong terciptanya lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan inklusif.
“Sanitasi aman di sekolah ini sebenarnya kalau kita melihat dari sudut pandang hak asasi. Ini merupakan hak asasi anak yang harus diberikan. Dan juga merupakan fondasi yang penting untuk menciptakan generasi yang sehat,” tutur Muhammad Zainal, selaku WASH Specialist UNICEF Indonesia, saat acara Konferensi Pers WINGS for UNICEF Bersama NUVO Family Menyambut Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, yang digelar di The Club - Djakarta Theater, Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Zainal lantas menekankan bahwa sanitasi harus dipandang sebagai bentuk investasi jangka panjang, bukan sekadar pembangunan toilet atau tempat cuci tangan.
“Kalau kita berbicara sanitasi aman tidak melihat dari sisi fasilitas fisik saja. Tetapi juga dilihat sebagai investasi. Investasi untuk kesehatan, pendidikan, dan masa depan anak yang lebih cerah,” tuturnyanya.
Bahkan, menurut estimasi global, setiap investasi 1 dolar dalam bidang sanitasi dapat memberikan pengembalian hingga 35–92 kali lipat.
“Dampaknya tidak hanya dirasakan secara kesehatan, tetapi juga pada kualitas pendidikan dan produktivitas masa depan anak-anak,” terang Zainal.
Lebih lanjut, Zainal menuturkan bahwa program kemitraan ini berangkat dari kesadaran akan peran krusial sanitasi dalam mendukung tumbuh kembang anak. Menurut Zainal, sanitasi sekolah yang memadai, disertai perilaku hidup bersih seperti cuci tangan pakai sabun, terbukti dapat menurunkan angka kejadian diare hingga 30% dan infeksi saluran pernapasan hingga 20%.
“Hal yang sepele mungkin bagi sebagian orang, tetapi ini ternyata bisa menurunkan angka kejadian diare sampai 30%. Begitu juga angka infeksi saluran pernapasan bisa turun sampai 20%,” jelas Zainal.
Selain itu, program ini juga mengusung prinsip kesetaraan dan inklusi. Fasilitas sanitasi yang dibangun tidak hanya diperuntukkan bagi semua siswa secara umum, tetapi juga memperhatikan kebutuhan anak perempuan serta anak dengan disabilitas.
Misalnya, toilet yang terpisah bagi laki-laki dan perempuan, serta fasilitas yang ramah bagi anak perempuan yang sedang menstruasi dan anak-anak dengan kebutuhan khusus.
“Kami bersama UNICEF ingin melihat agar fasilitas sanitasi itu dapat dimanfaatkan oleh semua termasuk anak perempuan dan juga anak dengan disabilitas,” ujar Zainal.
Baca Juga: Kolaborasi UNICEF dan NUVO Family: Bangun Generasi Bersih Sehat Lewat Aksi Nyata di Sekolah