Selain untuk meningkatkan keandalan pasokan listrik, PLTS ini juga membuktikan bahwa Kilang Cilacap berkomitmen penuh pada dekarbonisasi, dan hal ini merupakan bagian dari penerapan ESG untuk KPI dan Pertamina secara keseluruhan. Dengan PLTS ini, diperkirakan akan menyalurkan energi sebesar 1421 MWh per tahun dan menurunkan emisi karbon sebesar hampir 1083 ton CO2 per tahun.
Secara keseluruhan hingga saat ini PLTS yang terpasang di area operasi KPI mencapai kapasitas 9,87 MWp, yaitu Kilang Dumai 3,77 MW, Kilang Plaju 2,25 MW, Kilang Balongan 1,51 MW, dan Kilang Cilacap 2,34 MW. Akumulasi energi yang disalurkan mencapai 10 juta kWh dan penurunan emisi lebih dari 6 juta ton CO2, atau setara dengan menanam 7 ribu pohon dewasa.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menambahkan, sinergi Pertamina Grup dalam bidang transisi energi ini mencerminkan komitmen Pertamina mendukung net zero emission (NZE) 2060.
Baca Juga: PT Kilang Pertamina Internasional Optimis Tingkatkan Kinerja di 2024
“Semua lini bisnis Pertamina berperan untuk mengembangkan transisi energi, melalui sinergi program ini diharapkan makin berdampak secara langsung pada ketercapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan,” jelasnya.
Pertamina memiliki aspirasi yang sejalan dengan pemerintah, yaitu mencapai net zero emission selambat-lambatnya tahun 2060. Aspirasi tersebut dicapai melalui 2 inisiatif, yaitu dekarbonisasi dan bisnis rendah karbon serta carbon offset.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Baca Juga: Pertamina Resmikan PLTS Kilang Balongan, Pasok Listrik 1,51 MWp untuk Setrum Perumahan