Ketua Komisi IV Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto geram dengan dengan aksi pengangkutan kayu gelondongan pasca banjir Sumatra. Pengangkutan kayu gelondongan menggunakan truk itu viral di media sosial dalam satu dua hari belakangan ini, aksi itu disebut-sebut dilakukan dua hari setelah bencana alam yang merenggut ratusan jiwa itu terjadi. 

Putri Presiden RI ke-2 Soeharto itu mendesak pemerintah, dalam hal ini Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengusut tuntas kejadian itu sebab kayu gelondongan itu disinyalir merupakan hasil kejahatan pembalakan liar. Titiek meminta pemerintah hanya berdiam diri dan menjadi penonton aksi pengrusakan alam yang diduga menjadi salah satu pemicu utama banjir bandang dan longsor di Sumatra Barat, Sumatra Utara dan  Aceh tersebut. 

Baca Juga: Bencana Sumatra, Momentum Evaluasi Pemberian Izin Pemanfaatan Hutan

“Terus terang saya sedih, miris, dan saya marah," kata Titiek dalam Dalam rapat kerja (Raker) Komisi IV DPR seraya menunjukan video itu kepada Raja Juli yang ikut hadir dalam rapat tersebut dilansir Jumat (5/12/2025). 

Titiek mendesak Raja Juli bersama jajarannya bergerak dan menyeret otak di balik pembalakan liar itu ke meja hijau. Titiet tak terima kayu-kayu yang tumbuh liar di dalam hutan selama ratusan tahun kini dibabat habis orang tak bertanggung jawab demi kepentingan pribadinya. 

"Bayangkan kayu sebesar itu, diameter 1,5 meter itu, berapa ratus tahun perlu tumbuh? Ini manusia mana di Indonesia ini yang seenaknya saja bisa motong-motong kayu seperti itu?," ujarnya. 

Kayu-kayu berdiameter besar itu diketahui berasal dari kawasan hutan Sibolga, Sumatera Utara, yang juga terdampak parah oleh bencana. Titiek menilai, melintasnya truk-truk pengangkut kayu itu pascabanjir merupakan bukti aktivitas pembalakan masih terjadi dan dianggap menghina rakyat Indonesia.

“Saya minta kepada pak menteri untuk cari tahu siapa perusahaan itu dan tolong, jangan ada pohon-pohon besar lagi yang ditebangin. Hentikan semua ini! Kami tidak mau hanya sekadar moratorium tapi dihentikan,” tegas Titiek.

Selain truk kayu, Titiek juga menyoroti temuan lain, yaitu ratusan potong kayu yang hanyut dan memenuhi pantai serta sungai pascabanjir. Hal ini diindikasikan sebagai bukti tidak terkendalinya pembukaan lahan baru untuk perkebunan dan pertambangan di wilayah Sumatera.

Baca Juga: Bencana Sumatra, Rekam Citra Satelit dan Penampakan 2 Ribu Hektare Hutan yang Dirusak

Titiek Soeharto menegaskan Komisi IV berdiri bersama masyarakat dan siap mendukung penuh langkah tegas pemerintah dalam penegakan hukum atas oknum perusak hutan.

“Kita tegakkan hukum setegak-tegaknya. Siapapun itu kalau merugikan bangsa dan negara, merusak tanah dan hutan kita, ditindak saja. Bapak enggak usah takut-takut, kami di belakang bapak,” pungkasnya.