SCG terus mengupayakan bisnis berbasis ESG yang dipersonalisasi ke dalam prinsip ESG 4 Plus, mencakup upaya Net Zero; menciptakan produk hijau dan industri hijau (Go Green); menekan kesenjangan sosial (Reduce Inequality); dan merangkul kolaborasi (Embrace Collaboration).

Sebagai bentuk perwujudan prinsip tersebut, SCG menggandeng berbagai pihak baik dari sektor swasta dan pemerintah untuk mendiskusikan gagasan serta proyek-proyek kolaboratif untuk mencapai inclusive green growth pada gelaran ESG Symposium 2024 di Jakarta, 19 November lalu, di antaranya:

Baca Juga: Kolaborasi SCG Mendorong Pertumbuhan Hijau Menuju Indonesia Emas 2045

1. Low Carbon City Saraburi: Pembangunan Kota Rendah Karbon

Low Carbon City di Saraburi adalah pusat industri manufaktur besar di Thailand, termasuk industri semen, yang kini menjadi model inovasi ekosistem rendah karbon. Hingga saat ini, 1.605 pabrik beroperasi di wilayah tersebut dan menyumbang sekitar 67% dari total pendapatan negara. Proyek ini dipimpin langsung oleh Pemerintah Provinsi Saraburi dengan dukungan Thailand Cement Manufacturer Associations (TCMA), termasuk SCG, Federasi Industri Thailand Provinsi Saraburi, tujuh kementrian Thailand, serta berbagai mitra global seperti World Economic Forum (WEF), dan pendanaan sebesar 200 juta Baht dari Green Fund Pemerintah Kanada.

Menurut Nuttavut Intarode, Sustainable Development Director SCG, "Untuk mencapai pembangunan rendah karbon, perlu penyelarasan antara tujuan nasional dengan praktik industri melalui rencana strategis. SCG telah menyusun rekomendasi strategis untuk mendukung percepatan implementasi Pemerintah Thailand, sesuai dengan Thailand NDC Roadmap dan Net Zero Cement & Concrete Roadmap."

2. Ibu Kota Nusantara (IKN): Gotong Royong Bangun Kota Cerdas Hijau Masa Depan Indonesia

Ibu Kota Nusantara (IKN) dibangun untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan menghadirkan kota cerdas hijau (smart forest city) yang berkelanjutan. Dengan fokus untuk membangun smart forest city, IKN dirancang dengan optimalisasi potensi lahan, efisiensi energi, dan konservasi wilayah hijau, serta menargetkan 100% net zero emission pada tahun 2045.

Lazuardi Nasution, MBA., Direktur Investasi dan Kemudahan Berusaha Kedeputian Bidang Pendanaan dan Investasi IKN, menjelaskan, "IKN mengalokasikan 25% wilayah untuk perkotaan, 10% untuk taman dan perkebunan, serta 65% untuk hutan tropis dan area hijau tambahan. Dalam prosesnya, Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan infrastruktur rendah karbon di IKN."

3. KADIN Net Zero Hub: Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Rendah Karbon 

Untuk mendorong transisi hijau yang merata di seluruh pilar ekonomi, KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) memfasilitasi sektor swasta dan UMKM melalui Net Zero Hub, sebuah program dukungan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia menuju ekonomi rendah karbon. Sejauh ini, lebih dari 80 perusahaan telah bergabung dengan 40 perusahaan mengikuti pelatihan pengelolaan gas rumah kaca (GHG Bootcamp), dan 6 perusahaan berkomitmen pada Science-Based Targets initiatives (SBTi). KADIN juga berkolaborasi dengan ASEAN Net Zero Hub dan ASEAN Alliance on Carbon Market untuk memperluas inisiatif ini, melibatkan mitra dan anggota dari berbagai negara, untuk membagikan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaik.

Country Director SCG di Indonesia, Warit Jintanawan, menyatakan, "Pembangunan hijau yang inklusif atau inclusive green growth memerlukan kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil. Melalui sinergi ini, kita dapat memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat."