Rekomendasi ini disusun oleh Kelompok Kerja Eliminasi Kanker Serviks POGI di bawah pimpinan Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG(K), Subsp. Onk, sebagai panduan teknis untuk dokter, bidan, dan tenaga kesehatan.

“Vaksinasi sebelum aktivitas seksual terbukti dapat mencegah hingga 90% kanker yang berkaitan dengan HPV. Namun, vaksinasi tetap bermanfaat bagi wanita yang sudah aktif secara seksual, karena dapat mengurangi risiko dan memberikan perlindungan lanjutan,” jelas dr. Fitriyadi.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa fase pascapersalinan dapat dimanfaatkan sebagai momen strategis untuk memberikan edukasi dan layanan vaksinasi kepada ibu menyusui.

“Kami menyarankan agar vaksinasi HPV menjadi bagian dari layanan nifas dan skrining serviks. Ini bisa dilakukan secara bersamaan untuk efektivitas perlindungan,” pungkasnya.

Langkah POGI ini mendapat dukungan penuh dari PT Merck Sharp & Dohme Indonesia (MSD Indonesia). MSD Indonesia menyambut baik langkah POGI dan terus mendukung upaya edukasi masyarakat. Pencegahan melalui vaksinasi adalah investasi kesehatan jangka panjang, khususnya bagi perempuan Indonesia.

Sebagai bagian dari layanan kesehatan reproduksi rutin, vaksinasi HPV pada kelompok pra-nikah dan pascapersalinan diharapkan bisa menjadi titik masuk strategis dalam menekan angka kematian akibat kanker serviks, serta mendukung tercapainya target eliminasi penyakit ini di tingkat nasional maupun global.

Dengan adanya panduan praktis ini, POGI berharap tenaga kesehatan di seluruh Indonesia dapat lebih aktif dalam memberikan layanan vaksinasi HPV yang komprehensif, tepat sasaran, dan berkelanjutan.

Baca Juga: Dokter Ahli Ingatkan soal Pentingnya Vaksinasi MMR Sebelum Menikah atau Bepergian