Damar Wahyu Wijayanti, yang merupakan Certified Positive Discipline Parent Educator sekaligus co-Founder goodenoughparents.id, mengatakan, menjadi orang tua adalah fase yang penuh tantangan dan tekanan. Karena itu, penting bagi orang tua untuk menekankan pentingnya mindset petualangan atau adventure parenting dalam mengasuh dan mendidik anak.
"Adventure parenting adalah pendekatan parenting yang mampu mengubah momen biasa atau sederhana dalam kehidupan sehari-hari menjadi sebuah petualangan untuk pengembangan diri,” ungkap Damar, saat acara Taro Rangers Camp di Taman Safari, Bogor, belum lama ini.
Dikatakan Damar, salah satu bentuk nyata adventure parenting ini pun telah diinisiasi oleh brand snack, Taro. Ya, di usianya yang ke-40 tahun, Taro berkomitmen mendorong pembentukan karakter anak melalui berbagai program. Salah satunya yang berkonsep adventure parenting melalui petualangan Taro Rangers Camp yang berlangsung dari 28-29 September 2024 di Taman Safari Bogor.
“Di acara Taro Rangers Camp ini, anak-anak didorong untuk keluar dari zona nyaman mereka, menghadapi tantangan, dan belajar mengatasi masalah dengan cara yang menyenangkan,” tukas Damar.
“Kegiatan ini juga tidak hanya memberikan pengalaman petualangan, tetapi juga bisa menjadi panutan mereka dalam menerapkan 5 nilai dasar yang diusung Taro. Seperti compassion (kepedulian), integrity (dapat diandalkan), courage (keberanian), resilience (ketangguhan), hingga creativity (kreativitas),” sambung Damar.
Gak cuma itu, lanjut Damar, dalam kegiatan Taro Rangers Camp ini juga, anak-anak diajak berinteraksi dengan alam sambil belajar tentang elemen-elemen penting, seperti air, api, udara, dan tanah.
Dalam Taro Rangers Camp juga, anak-anak juga tidak hanya berpetualang, tetapi juga belajar melalui berbagai permainan edukatif dan diajarkan untuk melakukan journaling.
Terkhusus soal journaling, Damar mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak untuk menunjang kecerdasan emosional serta tabungan wellbeing yang baik untuk masa depan mereka.
Journaling atau menulis jurnal sendiri berbeda dengan diari. Dikatakan Damar, journaling merupakan kegiatan menuliskan aktivitas sehari-hari serta pemikiran atau perasaan terhadap aktivitas tersebut.
“Tak seperti (menulis) diary, journaling memiliki tujuan yang lebih spesifik dan terencana. Jadi, setelah anak-anak diajak untuk berpetualang, nantinya meraka akan diajak untuk merefleksikan pengalaman mereka dan mengekspresikan perasaan dan pendapat dengan menuliskan jurnal. Ini membantu mereka lebih memahami diri sendiri dan belajar berkomunikasi dengan lebih baik,” tukas Damar.
Lebih lanjut, Damar berharap orang tua pun bisa mendukung anak-anak untuk membiasakan diri melakukan journaling di rumah. Alasannya, kata dia, aktivitas journaling ini dapat memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menyadari perubahan dan kemajuan yang mereka buat, pencapaian-pencapaian mereka meskipun hal sederhana, sehingga dapat menumbuhkan apresiasi terhadap diri sendiri.
Damar juga bilang, jika sesampainya di rumah anak belum bisa cerita, orang tua bisa mengetahuinya dari jurnal yang mereka tulis. orang tua bisa mengetahui apa yang anak rasakan dan bisa melanjutkan kegiatan serunya di rumah.
Kebiasaan journaling yang dilakukan secara rutin juga, sambung Damar, dapat membantu anak-anak mengenali dan mengelola emosinya dengan lebih baik. Anak-anak mampu dengan bebas mengungkapkan perasaan mereka, kekhawatiran mereka, suka cita mereka yang dituang dalam bentuk tulisan.
“Selain mengasah komunikasi, melalui jurnaling juga orang tua dapat berdiskusi dan refleksi bersama anak-anak. Dari perbincangan yang menyenangkan tersebut dapat membantu memperdalam koneksi emosional antara orang tua dan anak. Jadi memang kebiasaan ini sangat bagus untuk bertukar pikiran satu sama lain, mengenang peristiwa yang dilalui bersama, mengetahui impian dan tujuan anak-anak,” papar Damar.
“Gak cuma itu, lewat journaling, anak-anak juga dapat lebih berempati pada perasaan orang lain serta memahami hubungan emosi dan perilaku,” lanjut Damar.
Sebagai informasi, Taro Rangers Camp sendiri merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Aksi Tangguh Taro Rangers. Mengusung tema The Greatest Adventaro, kegiatan petualangan outdoor edukatif berbasis experiential learning dan character building ini dirancang untuk menggabungkan elemen petualangan dan pembelajaran ilmu dan budi pekerti yang mendalam.
Taro Rangers Camp menjadi semakin berpengaruh pada tumbuh kembang anak karena mampu mempertemukan para peserta yang merupakan anak-anak berusia 8-12 tahun dengan positive discipline coach untuk memastikan bahwa kegiatan ini memberikan dampak positif yang signifikan bagi anak-anak dan keluarga Indonesia.
Kegiatan ini dirancang untuk menghubungkan anak-anak dengan alam (outdoor-based training) dengan misi mencari harta karun. Lewat misi mencari harta karun, para Rangers -sebutan peserta yang mengikuti Taro Rangers Camp- akan melewati sejumlah tantangan dalam permainan.