Growthmates, mungkin banyak di antara kamu yang sudah tak asing lagi dengan istilah fobia. Yap, fobia merupakan suatu kondisi ketika seseorang merasa takut berlebihan terhadap suatu objek, situasi, atau aktivitas tertentu. Fobia termasuk gangguan kecemasan yang dapat mengganggu keberlangsungan hidup seseorang.
Dari banyak jenis fobia, mysophobia atau misofobia (germofobia) mungkin menjadi salah satu kondisi yang pernah kamu temui pada orang sekitar atau justru kamu mengidapnya, Growthmates?
Misofobia merupakan jenis fobia atau ketakutan berlebih dan irasional terhadap kuman, termasuk bakteri, virus, dan patogen lain. Pengidap misofobia ini memiliki ketakutan berlebih dan bahkan jijik terhadap kontaminasi kuman, bakteri, kotoran, debu, atau barang-barang yang terlihat kotor di sekitar mereka.
Para pengidap jenis fobia ini akan menghalalkan segala cara untuk menghindari paparan kuman dan bakteri. Mereka akan selalu membersihkan tubuh, seperti setelah melakukan kontak fisik dengan orang lain atau memencet tombol lift, demi menghindari kontaminasi bakteri.
Baca Juga: Cara Jitu Jaga Kesehatan Anak melalui Makanan yang Terjamin Kualitas dan Kebersihannya
Menukil dari laman Health, misofobia tidak secara khusus tercantum dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi ke-5 (DSM-5). Akan tetapi, para peneliti sepakat bahwa fobia ini dikategorikan sebagai "fobia spesifik", yang termasuk dalam kategori gangguan kecemasan DSM-5.
Banyak orang yang sadar akan kebersihan diri dan paparan kuman. Namun, mereka yang menderita misofobia mungkin menunjukkan sejumlah perilaku atau gejala seperti berikut ini:
- Terpaku pada kebersihan
- Penggunaan produk pembersih dan antiseptik secara berlebihan
- Mencuci tangan berulang kali
- Menghindari tempat dan benda yang mereka yakini terkontaminasi
- Membatasi bepergian ke tempat ramai karena takut terpapar kuman
Karena misofobia juga dikaitkan dengan gangguan kecemasan, misofobia dapat memicu berbagai gejala kecemasan atau serangan panik, seperti detak jantung yang cepat, berkeringat, gemetar, perasaan gelisah, serta kesulitan fokus atau perasaan adanya ancaman yang akan datang. Gejala-gejala ini muncul sebagai respon fisik dan emosional tubuh terhadap kecemasan yang dialami penderita misofobia.
Misofobia juga dikaitkan dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD), tetapi ketakutan ini juga dapat terjadi pada orang tanpa OCD.
Pada orang dengan misofobia dan OCD, ciri-ciri obsesi dan kompulsi sering kali muncul. Mereka mungkin memiliki pikiran yang terus-menerus dan tak terkendali tentang kuman dan mungkin sering melakukan tindakan atau ritual yang berulang-ulang, seperti mencuci tangan berulang-ulang, sebagai bentuk pelepasan atau mekanisme penanggulangan.
Penyebab Misofobia
Menukil dari laman Very Well Health, para peneliti telah mengidentifikasi beberapa kemungkinan penyebab misofobia dan fobia spesifik lainnya, di antaranya adalah.
Riwayat Keluarga, dalam beberapa kasus, fobia diturunkan dalam keluarga. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor genetik serta lingkungan dan perilaku yang dipelajari.
Struktur otak, suatu enelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara fobia spesifik dan perbedaan tertentu dalam struktur dan fungsi otak, seperti hiperaktivitas di amigdala.—bagian otak yang memproses emosi seperti kecemasan.
Baca Juga: 5 Risiko Kesehatan Jika Terlalu Banyak Konsumsi Gula, Berapa Takaran Ideal yang Disarankan?
Trauma, beberapa orang mengembangkan fobia spesifik karena riwayat trauma yang berhubungan dengan sumber ketakutan mereka. Misalnya, seseorang dengan fobia kuman mungkin pernah mengalami penyakit parah di masa kecil, yang menyebabkan mereka takut terhadap bakteri dan kontaminasi.
Kondisi kesehatan mental komorbid, sekitar 61% orang dengan fobia spesifik juga memiliki setidaknya satu gangguan mental lainnya. Banyak orang dengan fobia spesifik juga memiliki gangguan depresi mayor (MDD), gangguan suasana hati , dan/atau gangguan kecemasan lainnya, seperti gangguan kecemasan umum (GAD).
Cara Penanganan
Jenis psikoterapi yang disebut terapi pemaparan dinilai dapat mengatasi seseorang yang menderita misofobia. Terapi pemaparan melibatkan konfrontasi bertahap terhadap sumber ketakutan untuk “melupakan” hubungan antara objek, aktivitas, atau situasi tersebut dan tekanan emosional.
Di samping itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti glukokortikoid dan Seromycin ( D-cycloserine ), dapat meningkatkan efektivitas terapi paparan pada orang-orang tertentu dengan fobia tertentu. Beberapa antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), juga ditemukan terkadang dapat membantu mengelola gejala-gejala yang berhubungan dengan fobia.
Selain itu, adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi fobia terhadap kuman, di antaranya adalah:
Temukan dukungan di kelompok daring dan tatap muka yang didedikasikan untuk mengatasi fobia dan ketakutan tertentu. Di kelompok dukungan, kamu dapat menemukan saran, sumber daya, dan komunitas yang berharga.
Teknik meditasi kesadaran dapat membantu mencegah dan mengelola gejala kecemasan.
Latihan pernapasan dalam , relaksasi otot progresif, dan teknik pelepas stres lainnya dapat membuat kamu tetap tenang dan membumi saat mulai mengalami gejala kecemasan terkait fobia.
Menjaga tingkat stres tetap rendah dengan menetapkan rutinitas harian yang sehat, cukup tidur, dan berolahraga secara teratur dapat membantu kamu mengurangi kecemasan.
Keep Healthy!