Era digital membawa perubahan dalam banyak hal, tak terkecuali layanan perbankan. Dengan mempertimbangkan layanan yang bisa diakses secara online, banyak bank di Indonesia mengurangi atau justru menutup kantor-kantor cabang yang ada. Namun, tidak dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menyampaikan bahwa banyak nasabah senior yang enggan beradaptasi dengan teknologi. Nasabah seperti ini lebih memilih melakukan setiap transaksi dan layanan perbankan di kantor cabang.
Baca Juga: Makin Sat-Set Bayar Berbagai Kebutuhan, myBCA Jadi Andalan
"Apakah mereka (nasabah senior) kami tinggalkan? Tidak. Sebab itu kami tetap membuka cabang," ungkap Jahja dalam sebuah kesempatan, dilansir Olenka pada Jumat, 20 Desember 2024.
Jahja juga menyoroti fenomena penutupan cabang oleh bank lain yang tak jarang berimbas pada PHK karyawan hingga ribuan orang. Hal itu berbeda dengan BCA, di mana setiap tahunnya cabang BCA mengalami pertambahan.
"Kami tetap buka cabang. Bedanya, kalau dulu setiap tahun ada 100 cabang (baru), sekarang mungkin 20-an cabang saja," tambahnya.
Jahja melanjutkan, BCA melihat bahwa kebutuhan masyarakat terhadap kantor cabang masih sangat tinggi. Hal itu tercermin dari antrean orang yang datang ke cabang BCA setiap harinya. Para nasabah ini datang ke cabang untuk berbagai hal, termasuk setor dan tarik tunai.
"Nah apakah gak ada orang datang ke cabang untuk setor dan tarik uang? Tetap saja orang berjubel datang ke cabang, mereka tidak ke ATM. Jadi semua harus kami layani," tutupnya.