Lulus dengan predikat cum laude, tentu menjadi kebanggan tersendiri bagi mereka yang menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Ada secercah harapan pastinya dengan nilai sempurna yang didapatkan, di mana mudah mendapat pekerjaan. Namun, harapan tak semudah yang dibayangkan.

Nilai akademis tinggi ternyata belum tentu langsung membuka pintu rezeki jika tidak diiringi dengan keterampilan lain yang dibutuhkan di dunia kerja saat ini. Banyak di luar sana, mereka masih harus menganggur meski mendapat nilai cum laude sekali pun. 

Dalam suatu kesempatan saat menjadi pembicara, dokter sekaligus entrepreneur, Tirta Mandira Hudhi, memberikan wejangan sekaligus mengajak generasi muda untuk terus belajar meski telah mendapatkan predikat cum laude, sekali pun. 

Belajar bisa dilakukan di mana saja dan dengan siapa saja, tidak mesti di instansi pendidikan. Seperti pengalamannya, Dokter Tirta justru mempelajari banyak hal dari para praktisi penyiaran di berbagai stasiun televisi.

“Jadi kalau kalian sekolah disini, Anda mendapatkan gelar kumlot dan anda gak ngapa-ngapain dan anda gak dapet kerja, itu salah Anda, bukan salah kampusnya,” ujar Dokter Tirta seperti dikutip Olenka, Selasa (13/5/2025).

Baca Juga: Jangan Pesimis Dulu, Ini 7 Langkah Jitu Mengatasi Rasa Takut Gagal di Tempat Kerja

“Salah Anda. Kenapa Anda berhenti belajar ketika anda sudah mendapatkan nilai cum laude. Saya belajar dari mana aja, dari timnya NET.TV, timnya TRANS.TV, tim semua orang,” tambahnya.

Menurut Dokter Tirta, menggabungkan ilmu akademis dengan keterampilan praktis akan menjadi kekuatan besar saat diterapkan di dunia nyata.

Pencapaian akademis bukanlah tujuan akhir, melainkan langkah awal menuju sesuatu yang lebih besar dan berdampak nyata. Sebagaimana pula pengalamannya, alih-alih menjadikan tesis hanya sebagai syarat kelulusan, Dokter Tirta justru mengubahnya menjadi aset yang bernilai komersial yang digunakan dalam proyek-proyek profesionalnya sebagai konsultan.

“Saya bisa aja dapat kumlot, terus pidato di ITB, menjadi wisatawan terbaik, and then tesis menjadi tesis, selesai. Enggak, tesisnya saya pakai, saya jual. Siapa yang nyuruh jual? Dosen saya sendiri, Bu Nila,” tutur Dokter Tirta.

Dosen pembimbingnya meyakinkan bahwa tesis yang ia buat memiliki nilai jual karena isinya berkualitas dan aplikatif. Dukungan itulah yang mendorong dokter Tirta untuk mengembangkan tesisnya menjadi solusi nyata di dunia kerja. 

Tak disangka, fondasi dari tesis tersebut justru mengantarkan Dokter Tirta pada kesuksesan. Sembilan proyek yang ia tangani pun berhasil mencapai target.

Baca Juga: 5 Beasiswa Kuliah di Luar Negeri bagi Mahasiswa dan Lulusan S1, Cek Programnya!

“Bu Nila itu mengatakan, ‘kamu sudah membuat tesis ini mahal, dan ini baru langkah awal dari kamu sebagai konsultan. Ke depannya, kamu akan lebih banyak menggarap tesis-tesis ini dalam setiap proyekmu’. At the end, 9 proyek saya goal semua,” imbuh Dokter Tirta.

Kisah dan pandangan Dokter Tirta menjadi pengingat bahwa gelar cum laude bukan jaminan kesuksesan jika tidak diiringi dengan semangat untuk terus belajar dan berkembang. Dunia kerja menuntut lebih dari sekadar nilai. 

Di mana menuntut inisiatif, kepekaan, dan kemampuan mengolah ilmu menjadi aksi nyata. Maka, alih-alih berhenti belajar setelah lulus, justru di sanalah perjalanan sebenarnya dimulai.