Darah dermawan Dato Sri Tahir dan Rosy Riady sepertinya mengalir deras dalam tubuh Jonathan Tahir. Menjadi anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga Tahir membuatnya tumbuh dengan mimpi meningkatkan taraf hidup masyarakat Tanah Air.

Terlahir di keluarga berada, tak membuat Jonathan Tahir mengandalkan kesuksesan orang tuanya. Ia justru membuktikan keberhasilannya menjadi pemimpin dalam bisnis keluarga.

Seperti apa sosok Jonathan Tahir? Bagaimana perjalanan kariernya? Dan, bagaimana kisah hidup 'jagoan' dari keluarga Tahir ini? Redaksi Olenka telah merangkumnya untuk Anda, simak kisahnya berikut ini:

Profil Jonathan Tahir

Jonathan Tahir lahir di Singapura pada 26 Februari 1987. Ia merupakan anak keempat dari empat bersaudara dan laki-laki satu-satunya, karena ketiga Kakaknya adalah perempuan.

Baca Juga: Mengenal Sosok Grace Tahir, Women Leader yang Warisi Kepemimpinan dan Jiwa Entrepreneur dari Dato Sri Tahir

Pria yang karib disapa Jon ini berhasil mendapatkan gelar master di National University of Singapore. Dirinya memiliki minat di bidang perbankan, asuransi, perawatan kesehatan, ritel, pengembangan real estate, dan media.Dengan background pendidikan tinggi, karier Jonathan pun begitu mentereng.

Namun, ia mengawali kariernya sebagai staff audit di Bank Mayapada pada 2009. Di Bank Mayapada, Jonathan mendapat jalur cepat untuk menjabat posisi tinggi. Hingga kini ia berhasil menduduki jabatan-jabatan penting baik di perusahaan keluarganya (Mayapada Group) maupun perusahaan lain. Sebut saja, ia pernah menjabat sebagai Komisaris Utama Mayapada Hospital, Deputy Chairman Mayapada Group, Chairman Forbes Indonesia, CEO Mayapada Group, Executive Chairman MYP Ltd, dan masih banyak lagi.

Kini ia telah menikah dengan Michelle Kartika Alim dan dikaruniai dua orang anak yang bernama Annabelle dan Jacob.

Sosok Jonathan di Mata Keluarga

Diceritakan oleh Sang Istri, Jon merupakan sosok Ayah yang supportif dan mementingkan keluarga. Hal itu dibuktikan dengan bentuk dukungan yang diberikannya kepada anak-anak untuk mencoba berbagai hal.

"Dia (Jonathan) adalah suami yang supportif dan mementingkan keluarga. Kalau sedang diskusi anak-anak mau coba les-les tertentu, dia dukung. Di dalamnya rencana-rencana keluarga, dia juga pasti turut andil," ungkap Michelle dalam sebuah wawancara dengan Mommies Daily yang dikutip Olenka pada Sabtu (17/08/2024).

Baca Juga: Sosok Victoria Tahir, Putri Ketiga Dato Sri Tahir yang Berkiprah di Dunia Keuangan

Di tengah kesibukannya, Jon selalu meluangkan waktu untuk quality time bersama keluarga. Makan malam menjadi kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh Jon serta keluarga.

"So far kalau weekday, kami seringnya makan malam bareng ya. Dan di akhir pekan, hari Sabtu, kami selalu ajak anak-anak makan keluar. Pas siang, kami pulang, anak-anak tidur siang. Saya dan suami, lanjut nonton film atau ketemu dengan teman-teman. Atau di rumah juga bisa, kalau anak-anak sudah tidur," cerita istri Jonathan.

Mimpi Jonathan Tahir

Mengutip dari tahirfoundation.or.id, Jonathan memiliki sifat dermawan dan kepedulian yang tinggi. Mungkin sifat tersebut diwarisi dari kedua orang tuanya.

Oleh karena itu, ia dan sang Ayah, Dato Sri Tahir juga mendirikan Tahir Foundation. Keduanya bersama-sama memimpin yayasan tersebut dengan mimpi meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia.

Tahir Foundation berperan menyediakan akses ke layanan kesehatan dan pendidikan yang memadai serta menjadi katalisator dalam mengembangkan dan memelihara pertumbuhan komunitas dermawan yang memiliki komitmen sama dengannya.

Baca Juga: Mengenal Sosok Jane Tahir, Lady Bos Sekaligus Putri Sulung Dato Sri Tahir

Dato Sri Tahir Adalah Mentor Terbaiknya

Menjadi penerus bisnis keluarga bukanlah hal yang mudah bagi seorang Jonathan. Ia kerap mendapat label negatif dari berbagai pihak karena berkarier di belakang nama Sang Ayah.

Namun, ia tidak terlalu mempermasalahkannya. Ia lantas mencari jalan terbaik agar dirinya bisa bekerja sama membuat perusahaan maju. Selain itu, Jonathan juga fokus untuk membuktikan bahwa dirinya mampu mengemban tugas dan tanggung jawab.

“Sebisa mungkin saya bersikap baik dan rendah hati. Itu juga yang diajarkan oleh ayah saya karena ayah saya juga relijius. Dia mengatakan bahwa saya harus memperlakukan orang seperti kamu ingin diperlakukan,” jelas Jonathan kepada SWA yang dikutip Olenka.

Jonathan mengaku sempat tertekan di masa awal bergabung dengan Mayapada. Reputasi Tahir yang bagus justru memberikan pressure kepadanya untuk bisa melanjutkan kesuksesan sang Ayah dan melampauinya.

“Itu memberikan pressure pada saya di mana saya harus hidup di bawah nama besar ayah saya. Reputasi ayah saya bagus, sukses di karier dan hal ini menjadi tanggung jawab bagi saya untuk bisa mencapai dan melampaui apa yang sudah didapatkan ayah saya," tandasnya.

Baca Juga: Kisah Dato Sri Tahir Masuk Keluarga Konglomerat Mochtar Riady

Memang, Jonathan sangat “bergantung” pada sosok ayahnya. Tak ada mentor lain yang disebut oleh Jonathan selain ayahnya. Ia menekankannya dengan mengatakan bahwa ayahnya merupakan the best teacher that I could have.

"Ayah sangat dekat dengan saya. Tiap hari kami berdiskusi tentang apapun, dari mulai ide hingga implementasi ide tersebut," ungkap Jonathan.

Ia begitu bersyukur bisa memiliki mentor pribadi. Menurutnya, jika ia harus belajar di luar, itu akan sangat memakan waktu untuk belajar.

"Saya berpikir, kalau saya belajar di luar mungkin saya akan makan waktu lebih lama untuk belajar. Namun dengan saya belajar dari ayah saya, hal itu seperti fast track. Karena saya berinteraksi dengan ayah saya setiap hari, saya merasa bahwa saya banyak belajar dari dia," katanya.

Jonathan melanjutkan, ada banyak pelajaran yang bisa ia petik dari Sang Ayah. Mulai dari menangani sebuah business deal, menangani orang-orang, dan cara bernegosiasi.

"Sebenarnya bisnis ialah bagaimana mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. Dalam bisnis juga penting reputasi dan integritas. Maka saya merasa bahwa belajar dari ayah saya merupakan hal terbaik bagi saya," bebernya.