Sosok Thomas Trikasih Lembong atau yang karib dengan sapaan Tom Lembong kini tengah menjadi sorotan. Namanya mendadak trending, termasuk dalam pencarian Google, sejak disebut-sebut oleh Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres yang berlangsung pada Minggu (21/1/2024) malam.

Dalam debat Pilpres 2024 putaran keempat itu, mulanya Gibran menanyakan pendapat Cak Imin mengenai pemanfaatan nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik. Saat itulah, Gibran mengatakan bila Co-Captain Timnas AMIN yang tak lain adalah Thomas Lembong, menggaungkan penggunaan baterai berbasis lithium iron phosphate (LFP) untuk kendaraan listrik tanpa nikel.

Bukan hanya itu saja, Gibran juga menuding Cak Imin mendapat ‘contekan’ dari Thomas Lembong.

"Mungkin Gus Muhaimin juga tak paham dengan pertanyaan yang diberikan ke saya. Mungkin dapat contekan dari Pak Tom Lembong itu," ujar Gibran.

Terlepas dari itu, siapakah sosok Thomas Lembong? Berikut Olenka sajikan seputar perjalanan karier hingga harta kekayaan yang dimiliki oleh Thomas Lembong, seperti dikutip dari berbagai sumber, Senin (22/1/2024).

Pendidikan dan Karier Thomas Lembong

Lahir pada 4 Maret 1971, Thomas Lembong menuntaskan pendidikannya di Universitas Harvard pada 1994 silam. Menjadi sarjana di kampus bergengsi dunia, pria yang juga karib disapa Tom ini berhasil meraih gelar Bachelor of Arts di bidang arsitektur dan tata kelola.

Tom memulai kariernya di Morgan Stanley and Company sebagai Sales and Trading Associate. Selanjutnya, ia bekerja di Morgan Stanley Divisi Ekuitas (Singapura) dan menjabat sebagai Senior Manager di Departemen Corporate Finance Makindo. Tak hanya itu, setelahnya ia juga pernah menjadi investment banker dari Deutsche Securities.

Sepulangnya ke Indonesia, Thomas Lembong melanjutkan kariernya dengan menjabat sebagai Division Head dan Senior Vice President di Badan Penyehatan Perbankan Indonesia (BPPN). 

Kala itu, BPPN di bawah Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, bertugas merekapitalisasi dan merestrukturisasi sektor perbankan Indonesia usai mengalami krisis keuangan pada 1998. Tom saat itu menjadi penanggung jawab restrukturisasi dan penyelesaian kewajiban Salim Group kepada negara akibat Bank BCA runtuh pada era krismon.

Baca Juga: Presiden Jokowi Terbang ke Jateng untuk Bagi-Bagi Sertifikat Tanah