Menteri BUMN Erick Thohir dengan tegas mengatakan sudah waktunya jabatan direksi hingga komisaris BUMN diubah seiring dengan dinamika kepemimpinan.
Hingga kini, tercatat sudah 22 perusahaan BUMN dirombak oleh Erick.
Baca Juga: Penjelasan Erick Thohir Mengapa Indonesia Terus Impor Daging Sapi
Baca Juga: Tangan Dingin Erick Thohir Menyelamatkan Pertamina dari Ancaman Sunset Industry
Baca Juga: Harapan Pengamat: Menteri BUMN Penerus Erick Thohir Jangan Dijabat Tim Sukses
"Memang pada waktunya jabatan direksi atau komisaris pasti bisa dapat diubah," katanya kepada wartawan, kemarin.
Sebagai contoh, yakni pergantian Direktur Utama PT Pertamina (Persero) dari Nicke Widyawati ke Simon Aloysius.
Menurutnya, Nicke merupakan Dirut terlama dengan amsa jabatan tujuh tahun dan dinilai telah memberikan kontribusi yang besar.
Namun, menurutnya, pergantian ini sebagai bagian dari proses alamiah. "Memang semua kepemimpinan, termasuk saya, pasti ada waktunya. Dan kebetulan ya, seperti contoh Bu Nicke, beliau berhasil, tetapi kan sudah 7 tahun, Dirut Pertamina terlama. Jadi saya rasa ya semua lumrah lah," ujar dia.
Selain itu, Erick juga melakukan perombakan di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Serta, Maya Watono kini menjabat sebagai Plt Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.
Tak hanya itu, Erick juga menunjuk Grace Natalie Louisa sebagai Komisaris Holding BUMN Pertambangan (MIND ID), bersama Fuad Bawazier sebagai Komisaris Utama dan Pamitra Wineka sebagai Komisaris Independen dan beberapa BUMN lainnya.
Menurutnya, perombakan ini bertujuan untuk menciptakan kepemimpinan yang lebih profesional dan transparan.
"Direksi yang sekarang benar-benar bekerja secara profesional dan transparan, efisiensi terus kita tekan," tukasnya.