Di tengah tantangan yang berat, Holding BUMN Sektor Aviasi dan Pariwisata, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, mencatat prestasi gemilang dengan meraih laba bersih sebesar Rp1,1 triliun pada tahun 2023. Capaian tersebut melonjak hingga 211% dibandingkan tahun 2022 yang mengalami kerugian sebesar Rp993 miliar.
Selain itu, InJourney juga berhasil mencetak EBITDA sebesar Rp8,8 triliun, meningkat 72% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp5,1 triliun. Berbicara pada acara Indonesia Brand Forum 2024 di Landmark Tower, Telkom, pada 31 Juli 2024 dengan topik Service Culture Matters: Decode the DNA, Maya Watono, Direktur Marketing PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney), menjelaskan beberapa poin penting yang menopang kinerja perusahaan, terutama dalam standar pelayanan di seluruh anak usaha InJourney.
Baca Juga: Budaya AKHLAK: Fondasi BUMN Menuju Indonesia Emas 2045
"Kami harus bisa menjalankan standar pelayanan yang tinggi di seluruh unit bisnis InJourney, termasuk bandara, hotel, dan destinasi wisata. Standar ini harus jelas, terukur, dan dapat diimplementasikan oleh semua karyawan. Intinya harus service excellence," ujar Maya.
Untuk mencapai hal tersebut, Maya menciptakan sistem komunikasi terbuka serta kolaborasi yang erat di internal perusahaan. Dia membangun komunikasi yang efektif dan kolaboratif di seluruh organisasi guna memastikan bahwa nilai-nilai dan praktik pelayanan dipahami dan diterapkan secara konsisten. Ini mencakup komunikasi internal yang efektif dan mekanisme umpan balik dari karyawan dan pelanggan.
"Di luar itu, kami juga terus memberikan pelatihan dan pengembangan berkelanjutan kepada karyawan untuk memastikan mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan pelayanan berkualitas tinggi," tambah Maya.
Bagi kami, visi utama InJourney adalah menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata utama di dunia. Untuk mencapai visi ini, kami mengadopsi strategi yang mencakup peningkatan infrastruktur, promosi pariwisata yang efektif, dan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan komunitas lokal. InJourney juga mendorong pengembangan destinasi wisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sejalan dengan tren global dan tuntutan wisatawan modern.
Maya, menyadari pentingnya kolaborasi dan kemitraan strategis dalam mengembangkan industri pariwisata. Oleh karena itu, InJourney telah menjalin kerja sama dengan berbagai stakeholder, termasuk perusahaan penerbangan, operator hotel, dan pemerintah daerah.
Kerja sama ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang terpadu dan saling mendukung sehingga dapat meningkatkan daya tarik destinasi wisata Indonesia di mata dunia. Bahkan, terdapat rencana untuk menggabungkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), Citilink, dengan Pelita Air ke dalam InJourney. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang lebih kuat di sektor aviasi, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperluas jangkauan layanan.
Penggabungan ini juga bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai hub transportasi udara di Asia Tenggara, serta meningkatkan konektivitas antardestinasi wisata di Indonesia. Dengan adanya integrasi ini, InJourney dapat menawarkan layanan yang lebih terintegrasi dan komprehensif kepada wisatawan, mulai dari transportasi hingga akomodasi dan atraksi wisata.