Sejak diperkenalkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, AKHLAK telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kerja dan perilaku sehari-hari di lingkungan Grup BUMN. Nilai-nilai AKHLAK (amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif) resmi menjadi nilai inti BUMN sejak 1 Juli 2020.
Saat diluncurkan empat tahun silam, Erick menjelaskan bahwa AKHLAK lebih dari sebatas slogan, tetapi harus tertanam di keseharian secara konsisten, baik dalam pekerjaan maupun dalam lingkup yang lebih luas. Selain itu, penerapan nilai AKHLAK diharapkan dapat memfasilitasi transformasi sumber daya manusia di BUMN untuk meningkatkan daya saing BUMN dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas.
Baca Juga: Perkuat Sinergi Antar BUMN, Askrindo Duet Bareng PLN
Yuswohady, Founding Director Indonesia Brand Forum (IBF), mengapresiasi inisiasi budaya kerja AKHLAK di BUMN yang menjadi "operasi sapu jagat" dengan meleburkan dan menyeragamkan budaya kerja di berbagai BUMN tersebut. Yuswohady menilai, penyeragaman budaya ini baik untuk menyatukan hati, pikiran, dan pikiran seluruh jajaran BUMN agar terjadi konsolidasi pesan, atribut, perilaku, bahkan hingga pikiran.
"Warisan terbesar Erick Thohir bagi BUMN adalah para pemimpin penerus BUMN yang berkarakter AKHLAK, yang akan mengantarkan negeri ini mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045," pungkas Yuswohady, Rabu (24/7/2024).
Mengamini pernyataan Yuswohady, Arya Sinulingga, Staf Khusus III Kementerian BUMN, menegaskan bahwa AKHLAK merupakan fondasi penting bagi seluruh insan BUMN untuk menjalankan bisnis dari mulai membuat perencanaan, melakukan eksekusi, mengidentifikasi permasalahan, mencari solusi, mengambil keputusan, melakukan inovasi, sampai menjamin kualitas pelayanan ke masyarakat.
Arya menambahkan, transformasi BUMN berjalan begitu cepat karena antar BUMN telah memiliki "platform budaya" yang sama. Artinya, di dalam "keluarga besar" BUMN telah tercipta culture fit yang memungkinkan megaholding raksasa ini bisa lincah bergerak. "Meleburnya budaya kerja ke dalam AKHLAK menjadi modal fundamental bagi Kementerian BUMN untuk membentuk 'gajah lincah menari Flamenco'," ujar Arya.
Senada dengan Arya, Direktur Utama Pos Indonesia, Faizal Djoemadi, mengungkapkan bahwa tak hanya berfungsi sebagai "perekat", budaya kerja AKHLAK juga memainkan peran strategis sebagai "pelumas" yang memungkinkan eksekusi, teamwork, kolaborasi, sinergi, dan eksekusi di dalam dan antar-BUMN berlangsung dalam fleksibilitas dan kecepatan yang tinggi.
Jadi, budaya kerja AKHLAK tak hanya menjadi enabler untuk mencapai tujuan kuantitatif (ukuran dan skala ekonomi), tapi juga kualitatif (fleksibilitas, adaptabilitas, agilitas) dari holding BUMN yang tercipta. "Dengan visi yang jelas dan langkah strategis, kita harus optimistis bahwa BUMN akan menjadi motor penggerak utama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045," tutup Achmad Fachrodji, Direktur Utama Balai Pustaka.