Seluruh siswa Sekolah Rakyat menjalani pemetaan bakat menggunakan teknologi Talent DNA ESQ. Metode ini dikembangkan oleh Ary Ginanjar Agustian, seorang motivator yang dikenal publik lewat ESQ-nya. Metode itu menjadi dasar dalam mengetahui potensi minat serta profesi siswa di masa depan. Demikian disampaikan Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul saat membuka pembekalan guru dan kepala Sekolah Rakyat di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/8/2025).

Diketahui, Talent DNA ESQ Menghadirkan teknologi pemetaan talenta berbasis kecerdasan buatan (AI) yang bisa mlakukan pemetaan bakat dan potensi personal, rekomendasi pengembangan terarah, menggunakan pendekatan holistik, dan paling penting adalah relevan dengan tantangan masa depan.

Baca Juga: Guru Sekolah Rakyat Ramai-ramai Mengundurkan Diri

Baca Juga: Nasdem Geram Biaya Sekolah Makin Ugal-ugalan, Tapi Kesejahteraan Guru Tak Terjamin!

Baca Juga: 5 Buku Transformasional untuk Meningkatkan Karisma dan Kecerdasan Emosional

“Karena seluruh siswa Sekolah Rakyat tidak menggunakan tes akademik untuk bisa sekolah di Sekolah Rakyat," kata Gus Ipul.

Hasil pemetaan Talent DNA ESQ yang dilakukan oleh Universitas Ary Ginanjar mendapatkan temuan menarik, karena kecenderungan gaya mengajar guru Sekolah Rakyat pun mayoritas kinestetik (53,5%), auditory (24,3%), dan visual (22,2%). Keselarasan ini menjadikan proses belajar lebih efektif, karena guru dapat menyesuaikan metode pengajaran dengan karakteristik siswa, misalnya melalui simulasi dan praktik langsung.

Untuk mendapatkan identifikasi minat dan bakat sejak dini. Dari 6.494 siswa yang diuji, kecenderungan bidang mereka terbagi ke dalam STEM (38,1%), Sosial (39,2%), dan Bahasa (22,8%).

Lebih jauh, pemetaan potensi siswa menunjukkan kecenderungan profesi yang beragam. Sebanyak 31,0 persen siswa diproyeksikan berkarier di bidang teknik dan teknologi informasi, 23,9 persen di bidang pendidikan dan penegakan hukum, serta 22,9 persen di bidang kesehatan, 11,6 persen tertarik pada media dan seni, 9,2 persen pada bisnis perikanan dan perkebunan, serta 1,5 persen berprofesi sebagai ASN, TNI, Polri, dan profesi lain. 

Lebih dari sekadar karier, TalentDNA juga memetakan gaya belajar siswa yang berpengaruh 52% terhadap prestasi mereka. Dari hasil analisis, siswa Sekolah Rakyat didominasi oleh gaya belajar kinestetik (50,5%), disusul auditory (30%) dan visual (19,5%).

Menurut Gus Ipul, langkah ini merupakan yang pertama di Indonesia, di mana sekolah memetakan bakat siswa sejak awal masuk. 

“Ini pertama kali di Indonesia, sekolah memetakan bakat dan talenta siswa sejak awal masuk," ungkap dia.