Tahu Diri dan Tahu Berterima Kasih
Tahir mengungkapkan, dirinya tak terlalu suka dengan sebutan crazy rich yang identik dengan pamer kekayaan. Baginya, kekayaan yang dimiliki bukanlah hak milih, tetapi bagian dari tanggung jawab yang harus dikelola.
"Di semua agama tidak pernah mengatakan kita punya hak milik atas harta, hanya hak mengelola. Kalau memang itu keyakinan kita, maka kita mohon, 'Gusti Allah kasih kita hikmat supaya mengelola dengan baik'. Jadi, saya pikir, istilah crazy rich itu harus dihilangkan, harus tahu malulah," tegasnya.
Baca Juga: Mengintip Konglomerasi Bisnis Milik Dato Sri Tahir
Dirinya juga sempat mengungkapkan rasa syukurnya lahir dan tumbuh di Indonesia. Atas dasar itu, berbagi dengan warga Indonesia yang kurang beruntung merupakan hal yang wajar.
"Saya kan lahir di Indonesia, saya berutang kepada Indonesia. Saya begitu menikmati keramahtamahan, persahabatan, dan sifat kekeluargaan masyarakat Indonesia. Artinya, kalau hari ini harta saya diambil dan diberikan kepada masyarakat, itu merupakan sebuah konsekuensi dan logika. Tidak ada yang perlu disombongkan atau dibanggakan. Itu logikanya," ucap penerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.