Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali membetot perhatian publik setelah menyatakan sejumlah Kepala Daerah memilih memarkir dana daerah di Bank Indonesia dalam bentuk deposito.
Pernyataan itu dibantah habis-habisan oleh Gubernur Dedi Mulyadi, dimana Purbaya mengatakan salah satu dari 15 daerah yang memilih memarkir dana tersebut adalah Provinsi Jawa Barat yang menaruh deposit sebesar Rp4,17 triliun. Bagi Purbaya ini ini adalah langkah keliru, dana daerah menjadi terendap dan tak bisa diputar untuk menggerakan ekonomi masyarakat.
Baca Juga: Prabowo Ingin Semua Pejabat Naik Maung, Begini Jawaban Purbaya...
Pernyataannya Purbaya bukan sekadar untuk mencari sensasi, dia mengklaim punya data lengkap terkait hal itu, bahkan datanya sama seperti data milik Kementerian Dalam Negeri.
"Sepertinya data saya sama dengan data Pak Tito waktu saya ke Pak Tito kemarin tuh. Kan pagi Pak Tito jelaskan kan data di perbankan ada berapa angkanya mirip kok," kata Purbaya dilansir Olenka.id Kamis (23/10/2025).
Untuk membuktikan pernyataannya itu, Purbaya lantas meminta Dedi Mulyadi untuk menelusuri semua dana daerahnya, dia yakin orang nomor satu di Jawa Barat itu juga tidak mengetahui secara jelas dana daerah yang bisa saja disebar di beberapa bank.
"Jadi, Pak Dedi tahu semua, Bank? Kan dia hanya tahu Jabar aja kan. Saya enggak pernah describe data Jabar kan. Kalau dia bisa turunkan sendiri, saya enggak tahu dari mana datanya," katanya.
"Saya bukan pegawai Pemda Jabar. Kalau dia mau periksa, periksa aja sendiri. Itu data dari sistem monitoring BI yang dilaporkan oleh perbankan setiap hari kali ya, setiap berapa minggu sekali. Itu seperti itu datanya. Dan di situ ada flag, ada contrengan nih punya siapa, punya siapa. Punya Pemda depositonya jenisnya apa, giro dan lain-lain. Jadi jangan Pak Dedi nyuruh saya kerja," tambahnya.
Dedi Mulyadi Datangi BI
Merasa tak pernah memarkir uang daerah, Dedi lantas mendatangi BI untuk membuktikan pernyataan Purbaya, tak sendiri, Dedi datang bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman.
Setelah berduksi dengan pihak BI, Dedi Mulyadi memastikan bahwa semua pernyataan Purbaya soal dana daerah Jabar yang terparkir adalah pernyataan keliru, sejauh ini Pemda Jabar tak pernah menaruh deposito di BI.
"Bank Indonesia ini adalah bank sentral, jadi jangan sampai ada pertanyaan atau pernyataan yang keliru. Jadi, ada nggak duit Rp4,1 triliun yang didepositokan?” kata Dedi Mulyadi.
Dedi mengatakan, Pemprov Jabar memang menaruh uang di BI namun dana tersebut berbentuk giro, besaran dananya adalah Rp3,8 triliun. Duit kas daerah itu pun, kata dia, saat ini telah digunakan untuk berbagai keperluan pemerintahan, seperti pembayaran proyek, gaji pegawai, perjalanan dinas, serta biaya operasional lain.
“Uang Rp 3,8 triliun ini hari ini sudah dipakai untuk bayar proyek, gaji pegawai, belanja perjalanan dinas, bayar listrik, air, dan pegawai outsourcing,” katanya.
Baca Juga: Purbaya Ungkap Hubungannya dengan Luhut, Begini...
Sementara itu, dana lainnya merupakan deposito milik Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang dikelola secara mandiri di luar kas daerah. Dedi pun menepis tudingan adanya pengendapan dana pemerintah untuk kepentingan tertentu.
“Tidak ada pengendapan atau penyimpanan uang Pemerintah Provinsi disimpan di deposito untuk diambil bunganya. Tidak ada. Awas ya, tidak ada,” katanya.