David Loei, Head of Sales Coldspace, lebih lanjut menjelaskan, hybrid cold warehouse ini dilengkapi dengan 370 unit pilihan glassdoor, 12 ruangan dengan suhu terkontrol, 200 palet (wadah) dingin, dan 350 palet kering. Tak hanya itu, gudang tersebut mampu menampung 600 sampai 1.000 pieces pada bagian glassdoor. Sementara, secara total kapasitas penyimpanan, fasilitas di Jakarta Barat itu mampu menampung lebih dari 200.000 pieces barang.
"Ketika bicara pasar B2B, mereka lebih banyak order dalam satuan pallet yang besar. Maka, ketika berkembang dari B2B ke B2C, untuk memecahnya ke dalam pallet yang lebih kecil, di situlah fungsinya glassdoor di Srengseng ini," jelas David.
Selain itu, Coldspace juga menyediakan beragam fasilitas lainnya seperti 200 lebih unit truk pendingin dari ukuran short hingga tronton untuk distribusi produk, serta 35 lebih jaringan warehouse atau penyimpanan yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Bali, Lombok, Balikpapan, D.I. Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Medan, dan Makassar.
Coldspace pun berharap terjadi pertumbuhan lebih pesat tahun ini. Apalagi, peresmian hybrid cold storage di Jakarta Barat ini bukan satu-satunya rencana ekspansi dalam tahun 2024 ini. Setelah Bandung dan di Srengseng, dalam waktu dekat, Coldspace akan meresmikan warehouse cold chain lain di Bali.
"Kami berharap bertumuh double digit. Kami pasti akan growth, sebelumnya ada di Bandung, besok di Bali, ada on going di beberapa tempat lainnya," pungkas Fajar Wirahadi, Head of Operations Coldspace.