Programme for International Student Assessment (PISA) merupakan studi penilaian internasional yang diselenggarakan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Studi ini bertujuan mengevaluasi sistem pendidikan di berbagai negara yang berfokus pada kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam tiga bidang utama, yaitu membaca, matematika, dan sains.

Pendidik dan pengusaha, Gita Wirjawan, menyoroti rendahnya peringkat PISA Indonesia. Menurutnya, Indonesia perlu mencontoh negara-negara tetangga seperti Singapura dan Vietnam, yang berhasil menunjukkan kemajuan dalam kualitas pendidikannya.

Baca Juga: Wisdom Hary Tanoe Soal Mencapai Kesuksesan: Jangan Menyerah di Tengah Jalan

“Vietnam itu komitmen dan dedikasinya luar biasa dalam memupuk pendidikan STEM maupun non-STEM. Kalau di Indonesia, agak sulit. Ke depan, saya kira kita harus lebih bisa merangkul pendekatan STEM dan keterbukaan,” ungkapnya dalam video yang dilansir dari Olenka pada Rabu (7/5/2025)

Gita mengungkapkan Indonesia perlu merangkul pendekatan STEM dan keterbukaan. Keterbukaan yang ia maksud berkaitan erat dengan kemampuan Indonesia untuk berinteraksi dengan komunitas global.

“Keterbukaan itu terkait atau berkorelasi dengan sejauh mana segampang apa kita bisa berkomunikasi dengan komunitas internasional,” lanjutnya.

Pada 2022, Indonesia tercatat berada di peringkat ke-69 dari 81 negara yang terdaftar di PISA oleh OECD. Jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di peringkat keenam, di bawah Singapura, Vietnam, Brunei, Malaysia, dan Thailand. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih perlu ditingkatkan.

Gita juga menekankan pentingnya penguasaan bahasa internasional, khususnya bahasa Inggris, untuk menunjang keterbukaan dan pemahaman ilmu pengetahuan.

“Unfortunately or fortunately, 80% dari wisdom dan 80% dari aktivitas ekonomi terdokumentasi dalam bahasa Inggris. Jadi saya mendorong kalian, anak-anak kalian, cucu-cucu kalian, untuk berbicara dalam bahasa internasional dan lebih merangkul hal-hal yang sifatnya ilmiah,” tambahnya.