Gita Wirjawan, mantan Menteri Perdagangan Republik Indonesia era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) rupanya pernah mengalami pasang-surut kehidupan. Tak semudah membalikkan telapak tangan, perjalanan Gita dalam meraih kesuksesan tak terhindar dari banyak rintangan.
Pria yang memiliki nama lengkap Gita Irawan Wirjawanini ini memang terlahir dari keluarga berada. Namun, kedua orang tuanya, Wirjawan Djojosoegito dan Paula Warokka Wirjawan tak serta merta memberikan fasilitas bergengsi untuk anaknya dengan cuma-cuma. Gita harus berjuang di kakinya sendiri untuk mempersiapkan kehidupan masa depan yang layak.
Lantas, seperti apa perjalanan naik-turun kehidupan seorang Gita Wirjawan? Berikut ulasannya:
Keluarga dan Pendidikan
Gita Wirjawan lahir di Jakarta pada 21 September 1965. Ia merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Ayahnya yang berdarah Jawa merupakan seorang profesor kedokteran di Yogyakarta, dan sang Ibunda merupakan wanita berdarah Minahasa.
Baca Juga: Sosok Daniel Saputro, Senior Corporate Consultant yang Visioner di Dunia Bisnis
Pria yang aktif bermusik itu menempuh pendidikan di SD Budi Waluyo dan SMP Pangudi Luhur di Jakarta sebelum bermukim di Bangladesh, dan selanjutnya di India, di usia tiga belas tahun ketika ayahnya bertugas sebagai pejabat WHO di Bangladesh.
Ia memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Administrasi Niaga dari Universitas Texas di Austin pada tahun 1988, gelar Magister di bidang Administrasi Niaga dari Baylor University pada tahun 1989, dan gelar Magister dalam bidang Administrasi Publik dari John F. Kennedy School of Government di Harvard University sebagai Mason Fellow, pada tahun 2000. Ia juga memiliki kualifikasi sebagai Certified Public Accountant dari Negara Bagian Texas, Amerika Serikat, dan sebagai Chartered Financial Analyst.
Gita Wirjawan adalah senior fellow di Zbigniew Brzezinski Institute on Geostrategy at Center for Strategic and International Studies di Washington D.C. Ia juga anggota Dean's Leadership Council untuk S. Rajaratnam School of International Studies di Nanyang Technological University. Ia duduk di dewan penasihat internasional untuk Singapore Management University (SMU).
Pada tahun 1993, ia menikah dengan seorang wanita bernama Yasmin Stamboel dan dikaruniai tiga orang anak, yakni Gia Putri Wirjawan, Gian Putra Wirjawan, dan Gibran Putra Wirjawan. Gita bertemu dengan sang istri ketika sedang mengajar piano di liburan akhir tahun ajaran.
Baca Juga: Mengenal Murdaya Poo, Mulai dari Penjual Koran hingga Menjadi Sosok di Balik Keberhasilan JIExpo
Perjuangan Gita saat Berkuliah di Luar Negeri
Melansir dari podcast di kanal YouTube CXO Media pada Sabtu (11/01/205), Gita Wirjawan pernah membagikan cerita perjuangannya saat berkuliah di luar negeri. Ia rela berkuliah sambil bekerja demi bertahan hidup.
"Banyak yang enggak tahu, Pak Gita itu pengalamannya sebelum itu banyak gitu kan. Pernah cuci piring, pernah main piano di sana-sini, dan segala macam. Ceritakan dong pak, waktu pengalaman-pengalaman itu," tanya Putri Tanjung sebagai host.
"Saya ke Amerika itu, I've come from the middle class family dari Jakarta. Tapi pas-pasan banget waktu sampai di sana,” terangnya.
Kala itu, Gita merantau ke Amerika guna memperoleh pendidikan yang bagus. Ia mengenyam pendidikan tinggi di University of Texas, Austin.
Kesulitan ekonomi yang dialami keluarganya berimbas dengan kehidupannya di Amerika. Gita memutuskan untuk bekerja demi bertahan hidup di Negeri Paman Sam tersebut.
Gita lantas memanfaatkan kemampuannyadalam bermain piano untuk mendapatkan penghasilan. Tak hanya itu, ia juga sempat menjadi tukang cuci piring, cleaning service hingga pelayan di sebuah restoran. Gita melakukan pekerjaan ini setiap hari setelah ia selesai kuliah.
Baca Juga: Sosok Alexander Stefanus Ridwan Suhendra di Balik Kesuksesan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
"Itu seminggu kerja mungkin 40 jam, sambil mengambil kelas 5 sampai 7 kelas per semester," jelasnya.
Menjadi seorang mahasiswa dan pekerja paruh waktu ternyata mendatangkan banyak pelajaran hidup bagi Gita. Ia belajar banyak mengenai karakteristik pelanggan yang membangun kepribadiannya sebagai pengusaha sukses.
"Berapa tahun ya saya jadi waitress. Itu saya benar-benar belajar mengenai customer service. Karena kalau orang itu lagi dilayani, banyak yang complain misal karena piringnya enggak hangat, banyak yang complain ikannya kurang matang atau enggak sesuai dengan pesanannya. Itu kita belajar tentang feedback. Hal ini bisa diaplikasikan ke seluruh vertikal bisnis kalau menurut saya," ujar Gita.