Dokter sekaligus entrepreneur, Tirta Mandira Hudhi mengatakan prestasi akademik bukan jaminan untuk meraih kesuksesan karier  atau bisnis, lulusan terbaik sekalipun kata Tirta bakal stagnan jika ia tak punya networking yang luas dan hanya mengandalkan prestasi akademik semata.  

Menurut Tirta, networking yang luas adalah kunci utama kesuksesan bisnis atau karier bahkan mereka dengan prestasi pas-pasan dan cenderung jelek di bidang akademik justru jauh lebih sukses karena lingkaran pertemanan yang luas. 

Baca Juga: Sudah Lulus Cumlaude tapi Masih Menganggur? Simak Wejangan Dokter Tirta

“Anda tidak punya teman. Itu masalahnya anda. Bahkan orang yang IPK-nya 2,6, tapi temannya banyak, itu bisa mengalahkan 1 orang IPK-nya 4. Beneran,” kata Tirta dilansir Olenka.id Jumat (23/5/2025). 

Tirta mengatakan, untuk merengkuh kesuksesan karier atau bisnis seseorang tak bisa bekerja seorang diri perlu sokongan orang lain terutama teman-temannya. Baginya agak mustahil seseorang meraih kesuksesan dengan mengandalkan diri sendiri.  

“Karena satu orang gak bisa ngelawan 10. Anda sendirian itu tidak akan bisa menaklukkan dunia. Makanya pentingnya teman,” ujarnya. 

Cara Memperluas Networking 

Menurut Tirta, membangun jaringan dan networking juga tidak bisa membutuhkan waktu yang sebentar. Jaringan luas dan kuat perlu dibangun sejak dini terutama saat-saat memasuki dunia kampus.

Menurut Tirta  tempat nongkrong menjadi salah satu tempat paling baik untuk membuka koneksi dan jaringan, dari sana seseorang kawan yang cocok bisa saja menjadi partner bisnis di masa mendatang, tak hanya itu teman nongkrong juga biasanya menjadi orang pertama yang mengulurkan tangannya membantu teman nongkrong lainnya dalam berbagai hal, misalnya saja terkait pekerjaan setelah sama-sama lulus studi. 

Baca Juga: Pertemanan Tahir dan Syed Mokhtar Serta Mimpi Membangun Museum Muslim di Indonesia

“Makanya saya bilang pintar doang itu nggak cukup. Kalau anda pintar tapi pintarnya sendiri, terus anda bisa hidup sendiri gitu. Itu bagian dari lifelong learning,” ujarnya. 

Tirta mengatakan,  orang-orang yang gemar nongkrong sejak muda cenderung lebih gampang mencari kerja, sebab setelah lulus studi orang pertama yang menolong mereka adalah teman-teman tongkrongan, begitu juga saat mencari pekerjaan baru, orang yang bakal ditanya soal lowongan pekerjaan adalah kawan tongkrongan. 

“Siapa yang bakal nolong kalian kalau kalian nanti lulus? Teman kerjaan? Anda jadi kompetitor di kerjaan. Anda masuk sebagai, saya non-sale, saya internship. Sana fotokopi,” ujarnya. 

Meski begitu kata Tirta tak semua tongkrongan bisa dijadikan tempat membuka jaringan atau tempat mencari pertolongan pertama, ada pula tongkrongan yang sebatas menjadi ajang kumpul-kumpul saja, itu biasanya adalah tempat tongkrongan di lingkungan kantor. 

“Anda tuh ketika masuk kantor jadi kompetitor. Mengancam career path orang lain. Terus siapa yang bakal menolong anda? Siapa yang menjadi tempat curhat anda? siapa yang bakal menjadi tempat filosofi anda berpikir? Ya teman (tongkrongan) anda selama anda kuliah,” tuntasnya.