Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan bekerja sama dengan PT Daya Guna Lestari menyelenggarakan program “Become to Outcome”, sebuah bimbingan karier bagi mahasiswa calon lulusan. Kegiatan ini bertujuan membekali mahasiswa dengan wawasan dan pendampingan untuk menghadapi dunia kerja, khususnya di sektor perkebunan kelapa sawit.

Program ini dihadiri langsung oleh Direktur Polbangtan Medan, Dr. Nurliana Harahap, S.P., M.Si., beserta Wakil Direktur I dan III, serta Direktur PT Daya Guna Lestari, M. Gema Aliza Putra dan Direktur PT Hai Sawit Indonesia, M. Danang MRQ.

Baca Juga: Didukung oleh BPDP dan Ditjenbun, PT DGL Gelar Pelatihan Soft Skill untuk Penguatan SDM Pekebun

Materi yang diberikan mencakup strategi pengembangan kompetensi, pemahaman standar kerja di industri, serta persiapan menghadapi tantangan dunia profesional. Direktur Polbangtan Medan, Dr. Nurliana Harahap, S.P., M.Si., menyampaikan bahwa program ini merupakan langkah nyata dalam mempersiapkan SDM pertanian.

“Kami ingin lulusan Polbangtan Medan tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga siap secara mental dalam menghadapi dunia perkebunan,” ujar Dr. Nurliana.

Sementara itu, Direktur PT Daya Guna Lestari, M. Gema Aliza Putra, menambahkan bahwa dunia kerja saat ini menuntut sumber daya manusia yang adaptif, profesional, dan berdaya saing.

“Melalui program Become to Outcome, kami berharap mahasiswa dapat memiliki bekal yang lebih matang untuk bertransformasi dari proses pembelajaran menuju outcome yang nyata, yaitu kesiapan kerja. Tidak hanya secara keterampilan teknis, tetapi juga secara mental agar mampu menghadapi dinamika dan tantangan dunia industri perkebunan,” jelasnya.

Baca Juga: BPDP, Ditjenbun, dan DGL Gelar Pelatihan Budidaya Sawit di Kalimantan Utara

Melalui kegiatan ini, Polbangtan Medan bersama PT Daya Guna Lestari menunjukkan komitmen kuat dalam membangun generasi muda perkebunan yang siap kerja, berdaya saing, serta mampu menjawab tantangan industri sawit di masa depan. Diharapkan, program “Become to Outcome” ini dapat menjadi langkah awal lahirnya asisten-asisten perkebunan profesional yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga matang secara mental, etika, dan kepemimpinan.