Nggak akan ada habisnya kalau terus menerus membandingkan hidup dengan orang lain. Justru yang ada hanya semakin insecure, bahkan cenderung iri melihat kesuksesan dan kebahagiaan mereka.
Ingat Growthmates, setiap orang memiliki jalannya masing, dan pencapaian yang terlihat dari luar belum tentu mencerminkan keseluruhan hidup mereka. Bisa saja, ada banyak tangisan dan perjuangan yang perlu mereka lalui sebelum mencapai kesuksesannya saat ini. Sebab itu, penting bagi kita untuk berhenti membandingkan hidup dengan orang lain.
Sebagaimana yang diungkap oleh Rhenald Kasali. Dalam sebuah kesempatan, akademisi dan praktisi bisnis ini mulanya menyinggung soal fenomena quarter life crisis yang kerap diklaim anak muda zaman sekarang saat mulai memasuki usia 25 tahun.
Baca Juga: Rhenald Kasali: Tidak Ada Ceritanya Pengusaha Hebat Lahir dari Keluarga Kaya
Diakui Rhenald, dahulu fenomena ini terbilang tidak ada. Sebab, di usia 25 tahun pada masa itu, banyak orang yang masih duduk di bangku kuliah, atau bahkan baru lulus sebagai sarjana. Berbeda dengan saat ini, di mana banyak anak muda yang sudah menyelesaikan pendidikan jenjang tinggi di usia 21-22 tahun, dan mulai memasuki ‘dunia’ yang sebenarnya.
“Quarter life crisis, waktu kita kuliah dulu enggak ada itu quarter life crisis. Kenapa? Kita lulus S1 umur 25 tahun, umur segitu kita nggak frustasi, kenapa? Masih kuliah, masih teriak-teriak, masih berantem sama dosen,” ujar Rhenald Kasali dalam video yang Olenka kutip, Sabtu (7/9/2024).
“Kalian lulus S1 umur berapa? 21-22 sudah lulus, terus kemudian begitu kerja masih susah, lihat teman yang punya privilege sudah punya anak, mobilnya keren, rumah di daerah Menteng. ‘Kok saya insecure ya lihat mereka?’ Setelah itu bilang, ‘gue mengalami quarter life crisis ini’,” tambahnya.
Baca Juga: Pesan Rhenald Kasali kepada Anak Muda: Jangan Terjebak Cuan Instan dan Passion Semata!
Di era quarter life crisis ini tak jarang banyak anak muda yang kerap membandingkan hidup mereka dengan orang lain. Kesuksesan dan kebahagiaan yang didapatkan buah ‘privilege’ pun kerap dijadikan bahan ‘insecure’
Namun, Rhenald tak sepakat akan hal itu. Menurutnya, menjadi hal gila bila seseorang membandingkan hidupnya dengan orang lain. Daripada melakukan hal itu, alangkah lebih baiknya untuk tetap fokus pada diri dan mengembangkan potensi yang dimiliki.
“Awalnya beda, modalnya beda, enggak ada orang yang sama, kakak beradik saja berbeda kehebatannya. Jadi, jangan banding-bandingkan diri dengan orang lain. Kalian harus menciptakan sesuatu yang unik, cocok dengan kalian,” pinta Rhenald Kasali.