Lo Kheng Hong, yang dikenal sebagai salah satu investor sukses di Indonesia, tidak langsung memulai kariernya di pasar saham dengan pengetahuan mendalam. Ia menceritakan baru mengenal saham saat berusia 30 tahun ketika masih bekerja di sebuah bank.

Pengalaman awalnya dengan saham tidak didorong oleh riset atau analisis mendalam, melainkan hanya karena ikut-ikutan teman-teman kerjanya di bank.

“Saya mengenal saham sangat terlambat ketika usia saya 30 tahun, saya masih bekerja di bank. Kenapa saya membeli saham? Karena satu temen-temen saya di bank itu pada beli saham. Jadi saya ikut-ikutan beli,” ungkapnya dalam sebuah video yang dikutip Olenka pada Sabtu (19/10/2024).

Baca Juga: Lo Kheng Hong Ungkap Syarat Mutlak Jadi Investor Full Time

Pada awalnya, Lo Kheng Hong mengakui bahwa ia membeli saham tanpa banyak pengetahuan. Seperti banyak investor pemula, ia tidak memahami sepenuhnya apa yang dibelinya, namun dorongan untuk mencoba datang dari pengaruh teman-temannya di lingkungan kerja.

"Enggak dong, kan gak tahu apa-apa dulu cuma ikut-ikutan. Pertama kali kan ikut-ikutan teman, beli kucing dalam karung," katanya.

Meski awalnya hanya ikut-ikutan, Lo Kheng Hong mulai tertarik lebih serius setelah melihat potensi keuntungan dari saham. Sejak saat itu, ia terus menyeriuskan bidangnya tersebut.

“Cuma saya suka lihat di koran, eh ini perusahaan ini go public 7 ribu, sekarang saya lihat harga sahamnya 30 ribu. Menarik sekali ya, ada keuntungan yang sangat besar,” katanya.

Baca Juga: Lo Kheng Hong: Saham adalah Pilihan Terbaik, tapi 99 Persen Masyarakat Kita Masih Belum Percaya

Dari pengalaman tersebut, ia melihat potensi keuntungan besar dari investasi saham melalui capital gain, yang jauh lebih menarik dibandingkan keuntungan dari bunga deposito pada masa itu.

“Ketika saya bekerja di bank, bunga deposito paling setahun 10 persen. Ya dulu ya, 34 tahun yang lalu. Jadi membeli saham itu menarik karena keuntungannya besar sekali,” tambahnya.

Seiring berjalannya waktu, Lo Kheng Hong mulai mempelajari pasar saham dengan lebih serius. Ketertarikannya pada potensi keuntungan yang besar mendorongnya untuk terus belajar dan berinvestasi di pasar saham. Ia menyadari bahwa investasi saham bukan hanya soal mengikuti tren, tetapi perlu dilakukan dengan pengetahuan dan analisis yang baik.

“Dari situ saya mulai mempelajari, terus juga ikut-ikutan teman pada beli di bank. Keterusan sampai sekarang 34 tahun,” kata Lo Kheng Hong, mencerminkan perjalanannya yang panjang di dunia investasi saham.