Salah satu konglomerat Tanah Air, Theodore Permadi Rachmat atau yang karib disapa TP Rachmat berhasil melahirkan salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia, Triputra Group.

Perusahaan yang bergerak di empat lini bisnis antara lain Agribusiness, Manufacturing, Mining, Trading & Services itu memegang teguh nilai-nilai yang sejak dulu ada dalam keluarga TP Rachmat, yakni ada karena Indonesia, oleh Indonesia, dan untuk Indonesia.

Lantas, bagaimana perjalanan Triputra Group dari awal berdiri hingga saat ini dapat memiliki lebih dari 60.000 pekerja? Simak kisahnya di bawah ini:

Awal Berdirinya Triputra Group

Sebelum mendirikan Triputra Group, TP Rachmat pernah menjabat sebagai CEO dari Grup Astra. Usai berhenti dari Astra, ia merintis usaha miliknya dengan mendirikan PT Triputra Investindo Arya pada tahun 1998 sebagai induk perusahaan dari Adira Mobil dan Adira Finance, kedua perusahaan tersebut sebelumnya dimiliki oleh sang ayah, Raphael Adi Rachmat, yang kemudian diambil alih olehnya kepemimpinan dan penggabungannya.

Baca Juga: Mengenal Sosok TP Rachmat, Founder Triputra Investindo Arya

Di bawah kepemimpinannya, Adira Finance berkembang dengan sangat pesat dan membuatnya menjadi salah satu perusahaan leasing terbaik di Indonesia.

Pada 2004, Adira Finance di jual kepada Bank Danamon, Tbk. dengan tujuan pengembangan di masa yang akan datang dan rencana diversifikasi dari Triputra Group. Hasil dari kesepakatan ini kemudian di gunakan untuk memperluas lini bisnis di sektor-sektor industri yang lebih menjanjikan.

Sampai saat ini, Triputra Group memiliki empat lini bisnis, antara lain Agribisnis, Manufaktur, Pertambangan, Perdagangan dan Jasa. Masing-masing dari lini bisnis tersebut setidaknya memiliki satu hingga empat perusahaan di dalamnya.

Agribisnis

Dalam lini bisnis yang satu ini, Triputra Group memiliki tiga perusahaan, yakni Kirana Megatara Grup, Sumber Energi Pangan, dan Triputra Agro Persada.

Kirana Megatara Group merupakan produsen crumb rubber terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi lebih dari 500.000 ton per tahun dan berdiri secara resmi dengan 15 pabrik pengolahan crumb rubber yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan. Dengan peningkatan kapasitas produksi menjadi 1.000.000 ton per tahun, Kirana Megatara Group menargetkan untuk menjadi produsen karet olahan terbesar di dunia dalam kurun waktu lima tahun. Tidak hanya sebagai produsen crumb rubber, Kirana Megatara Group telah melebarkan sayap usahanya di komoditas seperti beras, jagung dan tapioka.

Baca Juga: Menilik 4 Pilar Bisnis dari Kacamata TP Rachmat, Founder Triputra Group

Selanjutnya, PT Sumber Energi Pangan (SEP) dengan misi "To Feed The World" berkontribusi dalam industri komoditas pangan. SEP memiliki 4 lini bisnis: beras, unggas & susu, jagung, dan kopi.

Kemudian, Triputra Agro Persada (TAP) dan afiliasinya saat ini memiliki lahan tanam seluas 170.000 ha yang tersebar di 27 perkebunan. TAP meyakini kepatuhan terhadap RSPO dan ISPO, hasil panen yang tinggi, biaya yang rendah, dan peningkatan lahan tanam yang agresif akan memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan.