Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan perang Israel-Iran mengancam stabilitas ekonomi Indonesia, lantaran konflik bersenjata kedua negara memicu lonjakan harga minyak dunia yang turut memengaruhi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Sri Mulyani mengatakan, sejak konflik kedua negara pecah beberapa hari lalu, harga minyak dunia langsung melonjak drastis dan terus melejit setiap waktu.
"Hari ketiga pecahnya perang Israel dengan Iran dan ini telah menyebabkan harga minyak naik lebih dari 8%," kata Sri Mulyani dilansir Rabu (18/5/2025).
Baca Juga: Perang Israel-Iran dan Dampak Ekonomi Terhadap Indonesia
Sejak kedua negara itu bergejolak, harga minyak sempat melonjak dan menyentuh angka US$ 78 per barel. Kenaikan harga minyak global lanjut Sri Mulyani berpotensi mengerek nilai tukar rupiah, suku bunga, dan aliran modal asing.
“Harga minyak yang naik, tetapi di sisi lain dari sisi perekonomian global akan cenderung melemah. Jadi kombinasi kenaikan harga-harga karena disrupsi geopolitik dan security,” ujarnya.
Selain konflik Timur Tengah, Sri Mulyani juga menyoroti ketegangan dalam perdagangan internasional, khususnya antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Meski telah ada ruang dialog, belum tercapai kesepakatan konkret antara dua negara ekonomi besar dunia itu.
Ia juga menyinggung kebijakan fiskal ekspansif AS yang disebut Presiden Donald Trump sebagai “big and beautiful”. Kombinasi ketegangan geopolitik, kebijakan fiskal negara maju, dan ketidakpastian perdagangan global menciptakan risiko ganda, yakni inflasi dan perlambatan ekonomi.
“Ini kombinasi yang harus kita waspadai karena tidak baik,” tegasnya.
Ia menilai, tekanan global saat ini menjadi bukti bahwa perekonomian dunia tengah dalam kondisi rentan. Permintaan global melemah, sementara harga komoditas melonjak bukan karena pertumbuhan permintaan, melainkan karena gangguan pasokan.
Baca Juga: Dari Sulawesi ke Pulau Jawa: Pelayaran Ciputra Menuju Masa Depan
Di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian, Sri Mulyani menegaskan pentingnya menjaga kredibilitas dan fleksibilitas APBN.
"Pemerintah akan terus memantau dinamika global dan menyiapkan langkah-langkah mitigasi untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri," kata Sri Mulyani.