Berdasarkan data yang dihimpun World Health Organization (WHO), lebih dari 400.000 anak di seluruh dunia didiagnosis kanker setiap tahun, dengan sekitar delapan dari sepuluh di antaranya berada di negara berpendapatan rendah dan menengah. Terbatasnya akses ke diagnosis dan pengobatan, kurang dari tiga dari sepuluh anak tersebut dapat bertahan hidup.
Hal ini sangat kontras dengan tingkat kelangsungan hidup yang lebih dari 80% di negara berpendapatan tinggi. Perbedaan ini menunjukkan perlunya intervensi yang berkelanjutan dan jangka panjang, yang sejalan dengan inisiatif global WHO tentang kanker anak, yang bertujuan mencapai tingkat kelangsungan hidup 60% untuk enam jenis kanker anak yang dapat disembuhkan pada tahun 2030.
Indonesia menghadapi tantangan signifikan dalam deteksi dan pengobatan kanker anak. Diperkirakan lebih dari 10.000 anak mengidap kanker setiap tahun. Namun, rata-rata hanya 2.000 kasus yang tercatat antara tahun 2021 hingga 2023 - sebagian besar disebabkan oleh kesenjangan dalam kesadaran, akses ke perawatan, dan kekurangan ahli onkologi pediatrik, terutama di daerah terpencil.
Membawa misi menyediakan akses ke layanan kesehatan berkualitas bagi 100 juta orang per tahun di komunitas yang kurang terlayani pada tahun 2030, Philip Foundation bekerja sama dengan World Child Cancer (WCC) meluncurkan inisiatif berskala besar yang bertujuan meningkatkan deteksi dini dan pengobatan kanker anak di Indonesia.
Baca Juga: Terobosan Medis dari Korea Selatan: Sembuhkan Kanker Tanpa Kemoterapi
“Setiap tahun, sekitar 61.000 kasus baru kanker anak didiagnosis di wilayah Asia Tenggara, namun hampir setengahnya tidak terdeteksi. Ini lebih dari sekedar angka - tetapi juga menyangkut anak-anak dengan masa depan yang panjang,” ujar Margot Cooijmans, Direktur Philips Foundation, dalam keterangan resminya seperti dikutip pada Kamis (24/4/2025).
“Inilah mengapa kami sangat berkomitmen untuk mengurangi ketidaksetaraan kesehatan dan memberi lebih banyak anak di Indonesia kesempatan untuk tumbuh sehat. Dengan memanfaatkan keahlian teknologi kami dan membangun kolaborasi kuat dengan mitra lokal kami, kami bertujuan menciptakan dampak yang besar dan tahan lama pada perawatan kanker anak,” sambungnya.
Menjembatani Kesenjangan Pengetahuan dan Meningkatkan Akses Radiologi untuk Diagnosis Dini Kanker Anak
Inisiatif ini bertujuan untuk melengkapi penyedia layanan kesehatan, orang tua pasien kanker anak, dan masyarakat umum dengan informasi terkini dan praktik terbaik yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka melalui aplikasi kesehatan yang inovatif.
Penyedia layanan kesehatan, seperti dokter umum, dokter anak, dan ahli bedah, akan mendapatkan manfaat dari fitur seperti pemeriksaan gejala, saran perawatan suportif, serta sistem rujukan pasien yang diperbarui. Fungsi obrolan bawaan akan menghubungkan pengguna dengan ahli onkologi pediatrik lokal, dan modul e-learning tentang onkologi pediatrik juga akan tersedia untuk mendukung pengembangan profesional berkelanjutan.
Orang tua akan dilengkapi dengan pengetahuan dan dukungan yang mereka butuhkan untuk pengobatan anak mereka. Aplikasi ini menyediakan informasi terperinci dan video tentang berbagai jenis kanker anak, pilihan pengobatan, saran pengelolaan mandiri, dan nomor kontak rumah sakit. Masyarakat umum juga akan memiliki akses ke sumber daya pendidikan, membantu deteksi dini kanker melalui peningkatan kesadaran dan panduan tentang pengenalan gejala.
Pilar dari inisiatif ini adalah pelatihan khusus untuk ahli radiologi, yang penting untuk meningkatkan deteksi dini dan diagnosis kanker anak. Setiap tahun, ahli radiologi dari Princess Máxima Center – rumah sakit kanker anak terbesar di Eropa – akan memberikan pelatihan langsung untuk membantu ahli radiologi Indonesia mendeteksi kanker lebih awal dan lebih akurat.
Pelatihan ini akan mengajarkan ahli radiologi cara menggunakan teknologi ultrasound dan CT yang canggih untuk mendeteksi kanker anak lebih awal dan dengan akurasi yang lebih tinggi—memberikan anak-anak kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup.
Baca Juga: Sinergi BD dan RSK Dharmais Perkuat Upaya Perluasan Skrining Kanker Serviks di Indonesia
Selain itu, modul e-learning yang disesuaikan yang dirancang oleh ahli radiologi Princess Máxima Center akan dapat diakses melalui aplikasi. Modul ini akan memperkuat teknik pencitraan, menawarkan praktik terbaik dalam penggunaan peralatan ultrasound dan CT, serta memberikan panduan dalam membedakan antara massa jinak dan ganas.
Dr. Judith Spijkerman, Princess Máxima Center, mengatakan bahwa “Misi kami adalah untuk menyembuhkan setiap anak dengan kanker, dengan kualitas hidup yang optimal. Bersama dengan pusat onkologi pediatrik di seluruh dunia, kami membangun dan berbagi keahlian kami untuk memungkinkan hal ini. Sangat luar biasa untuk diketahui bahwa dengan inisiatif ini kami dapat berbagi keahlian kami dalam teknik pencitraan canggih dan perawatan onkologi pediatrik, serta meningkatkan hasil bagi kanker anak di Indonesia melalui diagnosis yang tepat waktu dan akurat.”
Berkolaborasi untuk Memberikan Perawatan yang Lebih Baik Bagi Kanker Anak
Kolaborasi ini bertujuan untuk menangani kesenjangan dalam perawatan kanker anak. Kemitraan antara Philips Foundation dan WCC, bersama kolaborasi banyak pihak dengan Princess Máxima Center dan lembaga kesehatan terkemuka di Indonesia, menunjukkan kekuatan tindakan kolektif dalam menangani tantangan kesehatan yang kompleks dan meningkatkan kehidupan orang.
“Proyek ini dirancang secara teliti dan akan dilaksanakan secara ketat untuk mengatasi berbagai kesenjangan dalam perawatan kanker anak. Sejalan dengan visi kami untuk memberikan perawatan yang lebih baik bagi lebih banyak orang melalui kolaborasi yang berkelanjutan dan inovasi yang terus menerus, kami berharap ini akan mendorong kemajuan yang bermakna dalam diagnosis dini, pengobatan, dan tingkat kelangsungan hidup. Dengan cara ini, kami dapat bergerak lebih dekat ke masa depan di mana setiap anak di Indonesia memiliki akses ke perawatan kanker yang lebih baik dan kesempatan untuk hidup yang lebih sehat,” ujar Astri D. Ramayanti, Presiden Direktur Philips Indonesia.
Selama beberapa tahun, kerja sama ini akan memperkenalkan aplikasi kesehatan inovatif sebagai sumber informasi utama mengenai kanker anak – membantu penyedia layanan kesehatan, orang tua, dan masyarakat untuk melakukan diagnosis dini secara komprehensif dan memberikan rujukan yang tepat.
Baca Juga: Waspada! 5 Makanan Sehari-hari Ini Bisa Picu Kanker, Cegah Sebelum Terlambat
Program pelatihan yang kuat juga akan diluncurkan untuk meningkatkan keterampilan ahli radiologi dalam deteksi kanker anak menggunakan teknologi ultrasound dan CT, melalui serangkaian modul e-learning dan sesi pelatihan langsung.
Pelaksanaan inisiatif ini akan didukung oleh Onkologi Anak Princess Máxima Center di Belanda serta beberapa mitra lokal di Indonesia seperti Rumah Sakit Umum Hasan Sadikin di Bandung, Rumah Sakit Umum Dr. Sardjito di Yogyakarta, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, dan Yayasan Anyo Indonesia.
“Setiap anak berhak mendapatkan kesempatan yang sama sejak dini – akan diagnosis kanker yang akurat serta akses yang setara terhadap pengobatan dan perawatan – itulah yang mendorong misi kami. Melalui kerja sama dengan beberapa pemangku kepentingan ini, kami menjembatani kesenjangan dalam perawatan kanker anak di Indonesia — meningkatkan kesadaran, mendorong diagnosis dan pengobatan yang lebih awal, serta meningkatkan tingkat kelangsungan hidup,” imbuh Welmer Blom, Managing Director World Child Cancer Belanda.