Memimpin dengan Keterbukaan dan Keadilan

Ciputra lantas mengatakan, sejatinya, kepemimpinan dibangun di atas dua pilar utama, yaitu keterbukaan dan keadilan. Tanpa keduanya, kata dia, perusahaan tidak akan pernah memiliki fondasi yang sehat.

“Jika Anda bersikap penuh kerahasiaan dan tertutup, atmosfer kerja di perusahaan tidak akan sehat. Anda dan anak buah Anda akan berjalan sendiri-sendiri. Tidak akan ada penyatuan hati untuk berjalan ke satu tujuan,” terangnya.

Sejak awal kariernya, Ciputra mengaku, dirinya memegang teguh prinsip bahwa membangun adalah panggilan hidupnya, bukan sekadar mengumpulkan kekayaan. Karena itu, ia menolak segala bentuk intrik, kelicikan, atau keuntungan pribadi yang mengorbankan nilai integritas.

“Cita-cita saya bukan menjadi kaya. Tapi saya ingin membangun. Oleh sebab itu, tidak ada dalam kamus saya bekerja dengan intrik-intrik demi keuntungan pribadi,” paparnya.

Menurutnya, keterbukaan menjadi budaya yang ia terapkan di setiap lapisan organisasi. Baik dengan karyawan, sesama direktur, mitra bisnis, maupun konsumen, transparansi adalah kewajiban. Sejak mendirikan PT Pembangunan Jaya hingga Ciputra Group, prinsip ini terus ia kobarkan.

Di kantor pusat Ciputra Group misalnya, kata Ciputra, keterbukaan ini bahkan terlihat secara fisik. Tidak ada ruang direktur yang tertutup rapat. Semua meja berderet dalam ruangan tanpa sekat, termasuk meja pribadi Ciputra dan keluarganya.

“Kami tidak memiliki ruang sendiri-sendiri yang tertutup. Untuk apa? Tidak ada sesuatu pun yang kami sembunyikan,” ujarnya.

Selain keterbukaan, sambung Ciputra, keadilan adalah kunci lain yang ia pegang teguh. Baginya, perlakuan istimewa pada segelintir orang hanya akan menimbulkan kecemburuan dan potensi pengkhianatan dari yang lain.

“Jika kau memiliki satu anak emas, bersiaplah menghadapi sembilan anak yang akan mengkhianatimu,” tukasnya.

Ditegaskannya, selama ia memimpin perusahaan, tidak ada satupun yang diistimewakan atau disudutkan. Ia melihat setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahan, dan tugas pemimpin adalah menstimulasi potensi terbaik dari semua orang di bawahnya.

“Seorang pemimpin harus mampu menstimulasi setiap orang di bawahnya untuk mengerahkan kemampuan terbaik dengan alam kerja yang sehat dan adil,” pungkasnya.

Baca Juga: Keteguhan Iman dan Prinsip Hidup 5D ala Ciputra dalam Menghadapi Sakit dan Ujian