Empat tahun pascarestrukturisasi organisasi dan bisnis, pada periode tahun 2020 hingga akhir tahun 2023, aset Pertamina tumbuh signifikan hingga 32 persen, yakni menjadi USD91,1 miliar atau setara Rp1.390 triliun pada akhir tahun 2023. Peningkatan aset ini diharapkan terus bertumbuh, seiring dengan kenaikan operasional Pertamina di masa mendatang.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, mengatakan bahwa pertumbuhan aset Pertamina didorong oleh peningkatan aset tetap serta perluasan properti minyak & gas serta panas bumi yang dikelola Pertamina Group.

Baca Juga: Serikat Pekerja Pertamina Minta KPPU Awasi Potensi Kartel Maskapai Penerbangan

"Sejak restrukturisasi organisasi, kinerja keuangan dan operasional di seluruh lini baik holding maupun subholding makin solid dan andal sehingga mendorong pertumbuhan aset Perusahaan," ujar Fadjar, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (4/10/2024).

Berdasarkan Laporan Tahunan Pertamina tahun 2023, aset Pertamina secara historis pada tahun 2020 tercatat USD69,14 miliar, kemudian bertumbuh menjadi USD78,05 miliar pada 2021. Jumlah aset tersebut naik kembali menjadi USD87,8 miliar tahun 2022, dan pada akhir tahun 2023 aset Pertamina telah mencapai USD91,1 miliar atau setara Rp1.390 triliun.

"Pertamina akan terus melakukan optimalisasi aset dan operational excellence untuk mendorong kinerja positif Perusahaan secara berkelanjutan," imbuh Fadjar.

Pertamina, imbuh Fadjar, akan terus menjalankan program Cost Optimization di seluruh Pertamina Grup untuk menunjukkan kinerja bisnis perusahaan makin gesit, lincah dan efisien. "Keberhasilan dalam optimalisasi aset dan efisiensi sangat berperan dalam mendukung peningkatan pendapatan dan laba perusahaan," tandasnya.