Seorang jurnalis sekaligus presenter, Najwa Shihab memberi jawaban atas pertanyaan seputar privilege dari orang tua. Najwa mengaku, ia mendapat privilege dengan terlahir sebagai anak dari kedua orang tuanya, terutama dalam hal pendidikan.
Menurut Najwa, dirinya saat ini merupakan cerminan dari apa yang diajarkan oleh kedua orang tuanya. Pasalnya, Najwa meyakini apabila dirinya tidak berasal dari keluarganya saat ini, ia tidak akan mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya.
"Kalau saya bukan lahir di keluarga saya sekarang, yang sangat percaya pendidikan, serta percaya anak perempuannya punya mimpi dan mendorong anaknya untuk berambisi, pastinya saya dan adik-adik saya sekarang tidak tumbuh di nilai-nilai itu," ujar Najwa Shihab seperti dikutip Olenka, Kamis (14/11/2024).
Baca Juga: Najwa Shihab Bongkar 3 Kunci Sukses Jadi Seorang Entrepreneur, Apa Saja?
Lebih lanjut, Najwa mengatakan bahwa dirinya bukan lahir dari keluarga yang secara ekonomi mumpuni. Pasalnya, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kedua orang tua mereka harus bekerja penuh waktu sebagai dosen dan juga berdagang.
"Bukan tergolong keluarga mapan karena Abi itu dosen, sedangkan mama harus jualan batik untuk men-support saya dan juga adik-adik," tambahnya.
Diketahui, ayah Najwa Shihab mendapatkan ilmu yang diwarisi kepada anaknya ini berasal dari sosok Abdurrahman Shihab yang merupakan kakek dari Najwa Shihab.
Bekal ilmu yang diberikan oleh Abdurrahman Shihab ini membawa seorang Najwa Shihab menjadi seperti sekarang. Hal ini tentu merupakan pengajaran yang diceritakan Najwa bahwa sosok kakeknya pernah mengatakan apabila dirinya tidak bisa meninggalkan harta, tetapi untuk pendidikan akan diusahakan meskipun harus menjual gigi.
"Abi selalu cerita, dahulu kakek saya, Abdurrahman Shihab pernah mengatakan 'Saya tidak bisa meninggalkan harta untuk kamu, tetapi kalau untuk pendidikan kalau perlu saya jual gigi'," ujar Najwa.
Dengan begitu, Najwa menegaskan bahwa kesuksesan dirinya saat ini merupakan hasil dari adanya jerih payah privilege dari kedua orang tuanya. Meskipun sejatinya, ayah Najwa merupakan menteri dan sosok yang terpandang. Tetapi dalam ketulusannya, ia mengatakan bahwa privilege yang dimaksudkannya itu memberikan pada pengajaran bahwa semua keluarga memiliki nilai yang bervariatif tentang pendidikan.
"Aku merasa privilege karena aku tahu tidak semua keluarga punya value soal pendidikan, dan bahkan cinta ilmu yang sedemikian. Dan juga tidak semuanya yang memiliki perspektif yang mengangkat harkat anak-anak perempuannya," tutupnya.