Biji-biji Initiative bersama Microsoft tengah menjalankan fase krusial dari program elevAIte Indonesia melalui ajang Hackathon elevAIte Indonesia. Inisiatif ini bertujuan membekali generasi muda dengan keterampilan kecerdasan buatan (AI) yang aplikatif dan kontekstual, serta menantang mereka untuk menciptakan solusi nyata atas isu-isu sosial yang terjadi di lingkungan sekitar.
Program elevAIte Indonesia telah diluncurkan sejak Desember 2024 oleh Microsoft dan Komdigi untuk membekali talenta Indonesia dengan keterampilan digital yang relevan. Menurut proyeksi Kemenko Perekonomian, Indonesia membutuhkan lebih dari 9 juta talenta digital hingga tahun 2030. Namun, rendahnya adopsi AI dan minimnya investasi SDM AI di Indonesia menjadi tantangan yang harus segera dijawab.
Baca Juga: Bill Gates: Microsoft, Kekayaan, hingga Misi Kemanusiaan
"Ajang hackathon ini memberikan ruang bagi talenta digital Indonesia untuk mempraktikkan semua pembelajaran ke dalam bentuk inovasi yang berdampak sekaligus memperkuat kesiapan generasi muda untuk menghadapi tantangan di era digital. Kegiatan ini juga menjadi ajang pembuktian bahwa generasi muda perlu diposisikan sebagai penentu masa depan digital Indonesia, bukan hanya sebagai user teknologi saja, melainkan inovator yang mendorong kemajuan," ujar Arief Suseno selaku AI National Skills Director Microsoft Indonesia, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/7/2025).
Fase hackathon diselenggarakan secara luring di empat universitas yang menjadi mitra elevAIte Hub, yaitu Binus University-Jakarta, Universitas Brawijaya-Malang, Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta, dan Telkom University-Bandung.
Hingga kini, lebih dari 850 peserta dari berbagai latar belakang pendidikan ikut serta dalam hackathon ini. Mereka membentuk tim dan ditantang merancang solusi berbasis AI untuk menjawab isu-isu nyata yang sejalan dengan SDGs seperti ketahanan pangan, layanan kesehatan, akses pendidikan, energi terbarukan, serta pelestarian lingkungan, dan iklim.
Beberapa solusi yang dikembangkan mencakup sektor edukasi & pembelajaran, seperti NusaInsight yang dikembangkan finalis asal elevAIte Hub Universitas Brawijaya. NusaInsight merupakan platform AI untuk memantau percakapan di media sosial kampus dengan tujuan untuk mendeteksi isu kritis, sentimen analisis, dan alert otomatis berbasis Microsoft Bot Framework. Solusi unggulan lainnya berupa Glamulus, sebuah smart glasses revolusioner yang dibuat oleh finalis dari elevAIte Hub Binus University; menggabungkan IoT dan Azure Technology untuk membantu teman tuli menjembatani komunikasi sehari-hari, berpotensi juga untuk dikomersialkan sebagai wearable assistive technology.
Inovasi lainnya lahir di sektor pertanian dan ketahanan pangan yang disebut Atmagri. Inisiatif dari finalis elevAIte Hub UGM ini berupa sistem terintegrasi IoT dan AI untuk memantau cuaca mikro, mendeteksi penyakit tanaman, dan memberikan rekomendasi waktu tanam & panen yang tepat. Terakhir, finalis dari elevAIte Hub Telkom University berhasil melahirkan solusi untuk penyandang diabetes, berupa solusi deteksi Diabetic Retinopathy (kebutaan akibat diabetes) menggunakan lensa portabel, AI computer vision, dan analisis gambar di cloud Azure.
"AI sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dengan pembekalan yang inklusif dan relevan, generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk menciptakan solusi dan menjadi agen perubahan di komunitasnya," tambah Malasari Lala, Learning Program Director dari Biji-biji Initiative.
Setelah tahap hackathon ini, tim-tim terbaik akan menerima hadiah uang tunai dengan total senilai US$2.000 serta berkesempatan mengikuti program inkubasi bersama kampus masing-masing dan Microsoft Indonesia. Selanjutnya, para pemenang juga akan melaju ke tingkat nasional dalam kompetisi elevAIte National Hackathon, bekerja sama dengan Binar Academy dan Yayasan BUMN melalui program "Pikiran Terbaik Negeri". Nantinya, pemenang nasional akan memperoleh sertifikasi global dari Microsoft Indonesia dan potensi implementasi solusi lebih lanjut bersama mitra strategis.