Microsoft memutuskan hubungan kerja terhadap 6.000 karyawannya atau 3 persen dari total pegawai secara global. Ini merupakan gelombang PHK terbesar perusahaan dalam lebih dari dua tahun terakhir. PHK telah dilakukan pada Selasa (13/5/2025).
Adapun alasan yang melatarbelakangi PHK tersebut adalah upaya perusahaan melakukan perampingan pada struktur organisasi yang dianggap sudah terlampau gemuk. Disisi lain perusahaan akan fokus pada pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Baca Juga: Bill Gates: Microsoft, Kekayaan, hingga Misi Kemanusiaan
PHK paling signifikan terjadi di negara bagian Washington, tempat kantor pusat Microsoft di Redmond berada. Perusahaan memberi tahu otoritas setempat bahwa 1.985 karyawan di wilayah tersebut terdampak, mayoritas berasal dari divisi rekayasa perangkat lunak dan manajemen produk.
Microsoft menyatakan, PHK ini mencakup seluruh tim dan jenjang jabatan, tetapi difokuskan pada pengurangan lapisan manajerial. Surat pemberitahuan kepada karyawan mulai dikirimkan sejak Selasa.
Langkah pemangkasan ini cukup mengejutkan, mengingat Microsoft baru saja melaporkan kinerja keuangan yang kuat untuk kuartal I 2025 dengan pendapatan dan laba melampaui ekspektasi pasar. Laba bersih Microsoft melonjak 18% menjadi US$ 25,8 miliar. Namun, analis menilai PHK ini lebih mencerminkan penyesuaian strategi pascapandemi.
“Banyak orang menganggap PHK hanya dilakukan oleh perusahaan yang sedang kesulitan, padahal perusahaan besar seperti Microsoft juga melakukannya untuk menyesuaikan strategi,” ujar Daniel Zhao, ekonom utama di situs karier Glassdoor.
Pada Juni 2024, Microsoft memiliki sekitar 228.000 karyawan penuh waktu, dengan 55% di antaranya berbasis di Amerika Serikat. Sebelumnya pada Januari 2025, Microsoft juga telah melakukan PHK skala kecil berdasarkan kinerja