Dalam beberapa dekade terakhir, sistem klaim asuransi di Indonesia masih terbatas pada metode manual, yaitu cashless dan reimbursement yang membutuhkan proses panjang dan akan menyita banyak waktu. Selain itu, sistem klaim ini tidak begitu transparan bagi para penggunanya sehingga orang-orang akan mempertanyakan berbagai hal terkait integritas kerahasiaan data serta transparansi. Teknologi blockchain dan konsep mutual aid sebagai sebuah sistem yang canggih dan aman memiliki potensi besar untuk mendisrupsi industri asuransi di Indonesia saat ini.

Blockchain adalah sistem penyimpanan data yang menerapkan sistem desentralisasi aplikasi yang berfungsi untuk memberikan kendali penuh terhadap pengguna atas data mereka dengan tidak adanya perantara terpusat. Dengan sistem terdesentralisasi, setiap partisipan dalam jaringan blockchain memiliki akses yang sama terhadap klaim data yang memungkinkan pemegang polis memiliki kendali penuh atas informasi mereka sendiri. Tidak hanya meningkatkan kepercayaan, blockchain akan memberikan akses langsung ke informasi yang diklaim oleh pemegang polis tanpa harus melalui proses administrasi yang panjang.

Baca Juga: Viral Mobil Xpander Tabrak Porsche dan Showroom, Ternyata Bisa Dicover Asuransi Lho! Asalkan...

"Dengan kemampuannya untuk meningkatkan keamanan data, transparansi, dan mempercepat proses klaim, blockchain dapat membangun kembali kepercayaan pengguna dan meningkatkan efisiensi sistem asuransi," ucap Asih Karnengsih, Direktur Eksekutif Asosiasi Blockchain Indonesia dan Pedagang Aset Kripto Indonesia (A-B-I & Aspakrindo), dikutip Sabtu (20/4/2024).

Implementasi teknologi blockchain dalam industri asuransi, tegas Asih, menandai langkah penting menuju kemandirian dan transparansi bagi pemegang polis melalui akses langsung dan kendali penuh atas data mereka sendiri. Ini bukan hanya tentang disrupsi, tetapi juga tentang memberdayakan individu untuk mengelola klaim mereka dengan lebih efisien dan adil.

Dalam hal keamanan, blockchain menggunakan teknologi kriptografi yang kuat untuk menyimpan data secara aman dan tak dapat diubah. Setiap transaksi klaim dicatat dalam blok yang dienkripsi dan dihubungkan secara konsisten satu sama lain. Hal ini akan menciptakan jejak audit yang tak terputus, memastikan bahwa integritas data terjaga.

Selain itu, teknologi blockchain juga memungkinkan untuk menjaga kerahasiaan data dengan menggunakan kunci kriptografi yang unik sehingga dapat dipastikan bahwa informasi sensitif tentang klaim, seperti informasi medis atau finansial, tetap aman dan hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang.