Selain teknologi blockchain, penggunaan konsep mutual aid juga dapat mendisrupsi industri asuransi di Indonesia. Mutual aid adalah bentuk organisasi di mana anggota saling menyediakan dukungan finansial dan emosional satu sama lain dalam situasi kebutuhan, seperti sakit, kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan. Mutual aid menekankan konsep membangun hubungan yang kuat di antara anggotanya (solidaritas) dan gotong royong, bukan orientasi laba.
Dengan mutual aid, anggota tidak terikat pada perusahaan asuransi tertentu sehingga memberikan kebebasan dan kontrol yang lebih besar atas keputusan finansial mereka sendiri yang sejalan dengan pemikiran dasar teknologi blockchain bahwa setiap individu harus memiliki kontrol dan kebebasan atas dirinya sendiri.
Baca Juga: Askrindo Sosialisasi Pembelian Asuransi Suretyship Secara Digital
Sementara itu, smart contract adalah protokol yang terkait dengan blockchain yang secara otomatis mengeksekusi dan menegosiasikan kontrak ketika kondisi yang telah ditetapkan dipenuhi. Dalam konteks klaim proteksi kesehatan, smart contract dapat digunakan untuk mengotomatisasikan proses klaim. Misalnya, jika klaim terkait kecelakaan mobil, smart contract dapat secara otomatis mengaktifkan pembayaran klaim setelah dokumen yang diperlukan telah diajukan dan diverifikasi.
Pemanfaatan teknologi blockchain dan sistem smart contract akan mempercepat penyelesaian semua masalah pada asuransi tradisional, seperti kurangnya transparansi, keamanan yang meragukan, serta kurangnya efisiensi biaya dan waktu. Salah satu komunitas yang mengintegrasikan konsep mutual aid, teknologi blockchain, dan smart contract untuk kebutuhan dan kenyamanan para anggota adalah QolaQ.