Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menyambangi Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. Pertemuan yang berlangsung pada Senin, 23 Desember 2024 itu membahas beberapa program kolaborasi antara P2MI dan Kemenkes dalam memfasilitasi layanan pemeriksaan kesehatan bagi calon Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Abdul Kadir Karding menyebut, pihaknya menyampaikan beberapa permohonan kepada Kemenkes, yakni meliputi memberikan kemudahan-kemudahan bagi calon PMI yang akan berangkat, terutama terkait pemeriksaan kesehatan.

Pada kesempatan yang sama, ia juga mengajukan permohonan soal standardisasi harga. Di mana, harga periksa kesehatan antara Jakarta dengan daerah terjadi perbedaan yang signifikan. 

Baca Juga: Migrants Day 2024, Menteri Karding: Ini Momentum untuk Melakukan Refleksi Mendalam

Tak kalah penting, P2MI juga meminta dukungan Kemenkes dalam hal optimalisasi serapan kerja para nakes Indonesia di luar negeri. Terlebih lagi, Karding berharap supaya Poltekkes yang ada di Kemenkes diselaraskan penyiapan tenaga kerjanya, bersamaan dengan pihaknya yang akan menyelaraskan pesanan pekerjaan secara langsung. 

“Jadi kita fokuskan, misalnya kita fokus di Jepang dan Jerman. Untuk mempertahankan peningkatan pasokan yang disampaikan oleh beliau (Menkes) ini karena gajinya luar biasa bagus. Kita yakin dengan dimulainya negara akan terbantu masyarakat akan terbantu,” ujarnya.

Menyambut baik hal tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa selain dapat memenuhi kebutuhan global, pengiriman tenaga kesehatan ke luar negeri juga dapat meningkatkan kualitas hidup para nakes itu.

Ia mencontohkan, seorang WNI nakes yang bekerja di Jepang mendapatkan penghasilan sebesar Rp30 juta, dan yang di Jerman mendapatkan hingga Rp50 juta per bulan.

Budi menjelaskan, di Indonesia ada 38 Politeknik Kesehatan milik Kementerian Kesehatan. Selama lima tahun baru 2 ribu tenaga kesehatan yang dikirim, sehingga per tahun jumlahnya 400. Jumlah itu sedikit sekali.

"Saya minta kalau bisa tahun depan 2 ribu, nanti naik lagi setahunnya 5 ribu, dan 10 ribu," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya bekerja sama dengan kementerian-kementerian lain guna mempermudah putra-putri bangsa apabila ingin belajar di luar.

Kementerian Kesehatan mengatakan secara global terdapat kebutuhan sebesar 6,4 juta perawat, dan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memenuhinya, sehingga Kemenkes dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) berupaya mempermudahnya dari sisi regulasi.