Namun, setelah setahun menjabat sebagai general manager, ia memustuskan untuk resign dan membeli sebuah perusahaan yang sedang krisis finansial, CV Pacific Lumber Coy.

Prajogo Pangestu meminjam sejumlah dana pada sebuah bank untuk membeli perusahaan kayu ini. Hebatnya, ia dapat mengembalikan pinjaman tersebut hanya dalam kurun waktu satu tahun.

Perusahaan inilah yang kemudian berubah nama menjadi PT Barito Pacific. Pada masa orde baru, perusahaan ini maju pesat menjadi perusahaan kayu terbesar di Indonesia.

Barito Pacific Timber tergabung ke dalam Barito Pacific Group yang juga memiliki bisnis dalam bidang petrokimia, agribisnis, dan energi. Keberhasilan perusahaan ini pun membantu Prajogo menjadi salah satu pengusaha paling berpengaruh di Indonesia.

Baca Juga: Menilik Kisah Sukses Brand Kopi Tuku: Pernah Viral Berkat Pak Jokowi, Kini Menembus hingga Korea Selatan?

Perusahaannya Barito Pacific Timber telah melakukan go public pada tahun 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada 2007.

Ekspansi Bisnis Prajogo Pangestu

Namun, kesuksesan ini tidak menghentikan langkah Prajogo untuk terus berkembang. Selanjutnya, ia melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan PT Chandra Asri Petrichemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk.

Chandra Asri Petrochemical adalah perusahaan yang bergerak dalam industri petrokimia terbesar di Indonesia, di mana Prajogo diketahui memiliki 70% saham perusahaan. Perusahaan ini memainkan peran penting dalam memasok produk petrokimia ke berbagai sektor industri di Indonesia.

Pada 2007 Barito Pacific mengakuisisi 70% dari perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di BEI. Pada 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Thaioil mengakuisisi 15% saham Chandra Asri pada Juli 2021.

Lalu, pada tahun 2008, Prajogo Pangestu mendirikan PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) yang berfokus pada sektor pertambangan mineral dan energi. Perusahaan ini mengelola dua konsesi tambang batu bara di Kalimantan dan pertambangan emas di Nusa Tenggara Barat melalui anak usahanya.

Menurut laporan dari Forbes, belum lama ini PT Petrindo Jaya Kreasi melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 8 Maret 2023.