Tahukah kamu siapa orang terkaya di Indonesia? Yap, jawabannya adalah Prajogo Pangestu. Kekayaan yang dimiliki Prajogo Pangestu tembus hingga US$71,1 miliar atau sekitar Rp1.134 triliun (kurs Rp15.960), menurut data Forbes per Jumat (17/5/2024).
Nilai harta kekayaan Prajogo Pangestu ini disokong oleh kenaikan saham-saham perusahaan miliknya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bahkan, Grup Barito milik Prajogo Pangestu menjadi emiten grup konglomerasi yang memimpin pergerakan saham di BEI sepekan terakhir.
Perlu kamu tahu, Forbes Real Time Billonaires menempatkan Prajogo Pangestu di urutan ke-23 terkaya di dunia pada Jumat, (17/5/2023). Hebatnya lagi, Prajogo Pangestu berhasil menempati posisi pertama orang terkaya di Indonesia menurut Forbes Real Time Billonaires.
Lantas, bagaimana kisah hidup Prajogo Pangestu hingga bisa menempati urutan pertama orang terkaya di Indonesia?
Kisah Hidup Prajogo Pangestu
Ternyata, Prajogo Pangestu memulai kariernya dari bawah, ia sukses mengumpulkan pundi-pundi kekayaan dari jerih payahnya sendiri. Padahal, ia merupakan anak dari seorang pedagang karet yang hanya mengenyam pendidikan tingkat menengah pertama.
Pria kelahiran Sambas, Kalimantan Barat ini mengawali kariernya di dunia bisnis pada tahun 1960-an. Di Kalimantan, Prajogo Pangestu mendapat pekerjaan sebagai sopir angkutan umum jurusan Singkawang-Pontianak. Ia juga membuka usaha kecil-kecilan dengan menjual bumbu dapur dan ikan asin.
Baca Juga: Mengulik Strategi Sukses Wardah: dari Bisnis Rumahan, Jadi Brand Kosmetik yang Mendunia
Nasibnya pun berubah saat bertemu dengan pengusaha kayu asal Malaysia, Bon Sun On atau Burhan Uray. Pertemuan dan hubungannya dengan Burhan Uray membuat Prajogo akhirnya memiliki karier di PT Djajanti Group pada 1969. Tujuh tahun kemudian, Burhan pun mengangkat Prajogo menjadi general manager (GM) di pabrik Plywood Nusantara, Gresik, Jawa Timur.
Prajogo Pangestu dikenal memiliki etos kerja yang tinggi, maka dari itu ia berhasil mendapatkan jabatan sebagai General Manager Pabrik Plywood Nusantara setelah tujuh tahun mengabdi pada grup yang menaunginya tersebut.
Namun, setelah setahun menjabat sebagai general manager, ia memustuskan untuk resign dan membeli sebuah perusahaan yang sedang krisis finansial, CV Pacific Lumber Coy.
Prajogo Pangestu meminjam sejumlah dana pada sebuah bank untuk membeli perusahaan kayu ini. Hebatnya, ia dapat mengembalikan pinjaman tersebut hanya dalam kurun waktu satu tahun.
Perusahaan inilah yang kemudian berubah nama menjadi PT Barito Pacific. Pada masa orde baru, perusahaan ini maju pesat menjadi perusahaan kayu terbesar di Indonesia.
Barito Pacific Timber tergabung ke dalam Barito Pacific Group yang juga memiliki bisnis dalam bidang petrokimia, agribisnis, dan energi. Keberhasilan perusahaan ini pun membantu Prajogo menjadi salah satu pengusaha paling berpengaruh di Indonesia.
Perusahaannya Barito Pacific Timber telah melakukan go public pada tahun 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada 2007.
Ekspansi Bisnis Prajogo Pangestu
Namun, kesuksesan ini tidak menghentikan langkah Prajogo untuk terus berkembang. Selanjutnya, ia melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan PT Chandra Asri Petrichemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk.
Chandra Asri Petrochemical adalah perusahaan yang bergerak dalam industri petrokimia terbesar di Indonesia, di mana Prajogo diketahui memiliki 70% saham perusahaan. Perusahaan ini memainkan peran penting dalam memasok produk petrokimia ke berbagai sektor industri di Indonesia.
Pada 2007 Barito Pacific mengakuisisi 70% dari perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di BEI. Pada 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Thaioil mengakuisisi 15% saham Chandra Asri pada Juli 2021.
Lalu, pada tahun 2008, Prajogo Pangestu mendirikan PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) yang berfokus pada sektor pertambangan mineral dan energi. Perusahaan ini mengelola dua konsesi tambang batu bara di Kalimantan dan pertambangan emas di Nusa Tenggara Barat melalui anak usahanya.
Menurut laporan dari Forbes, belum lama ini PT Petrindo Jaya Kreasi melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 8 Maret 2023.
Selanjutnya, Prajogo Pangestu mendirikan PT Barito Renewables Energy (BREN) yang kini sudah resmi melantai di BEI. Perusahaan ini memiliki fokus jangka panjang dalam menyediakan energi yang lebih ramah lingkungan dengan emisi yang lebih kecil.
Perusahaan ini aktif mendukung upaya Indonesia dalam mencapai misi Net Zero Emission (NZE). Barito Renewables memulai operasionalnya melalui entitas anak perusahaannya, yakni Star Energy Geothermal Group, yang dikenal sebagai pemimpin dalam produksi listrik dari tenaga panas bumi.
Nah, Growthmates, itulah kisah perjalanan bisnis Prajogo Pangestu yang bisa membuatnya sukses hingga menempati posisi pertama orang terkaya di Indonesia.
Semoga bisa menginspirasi kamu, ya, Growthmates!