Para pecinta kopi tentunya sudah tak asing dengan brand yang satu ini, Kopi Tuku. Berawal dari ketidaksengajaan, pelopor kopi susu gula aren sejak 2015 ini, kini sukses merambah di puluhan kota yang berada di Jabodetabek dan Jawa Timur, hingga Korea Selatan. Seperti apa kisah perjalanan sukses Kopi Tuku? Simak selengkapnya di artikel berikut ya, Growthmates!

Bukan hanya kalangan masyarakat, Presiden Jokowi bersama sang istri pernah ngopi di salah satu gerai Kopi Tuku lho, Growthmates. 2017 silam, Presiden Jokowi sempat menyambangi gerai Kopi Tuku yang berada di kawasan Cipete Raya, Jakarta, di sela-sela kunjungannya. 

Kala itu, Presiden Jokowi memesan salah satu menu paling enak di gerai tersebut, yakni Kopi Susu Tetangga. Bahkan dalam kunjungannya, Presiden Jokowi turut memuji Andanu Prasetyo sang founder, karena telah mengutamakan produk lokal dan semua biji kopi yang digunakan berasal dari dalam negeri.

Mendadak ‘di-endorse’ Pak Jokowi, Kopi Tuku sontak menjadi viral dan terkenal, termasuk menu yang dipesan orang nomor satu di Indonesia tersebut. Sejak saat itu, Kopi Tuku tak pernah sepi pengunjung dan sukses bersaing dengan banyak brand coffee shop lainnya di pasaran.

Berawal dari Ketidaksengajaan

Andanu Prasetyo atau yang karib disapa Tyo, sudah menyelam dalam dunia bisnis sejak 2005 silam. Bisnis pertama yang digelutinya adalah membuka distro baju, semi kafe dan kedai es krim. Tyo semakin menekuni keahliannya hingga sukses mendirikan restoran Toodz House pada 2010.

Tidak puas dengan itu, Tyo pun menjajal berbisnis di dunia kopi dengan membuka gerai Kopi Tuku di Jalan Cipete Raya pada 2015. Usut punya usut, bisnis kopi yang digeluti Tyo ini berawal dari ketidaksengajaan.

Mengutip dari sejumlah sumber, alumnus S1 Universitas Prasetiya Mulya itu semakin tertarik mempelajari bisnis cafe dan kopi karena tugas penelitian kuliah. Dari ketidaksengajaan tersebut, Tyo berambisi memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap bisnis kopi hingga membuatnya memutuskan membuka gerai Kopi Tuku setelah melakukan sejumlah analisa.

Asal muasal nama “Kopi Tuku” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya “Beli Kopi”. Mulanya, Tyo hanya menargetkan menjual 360 gelas kopi per hari. Namun siapa sangka, kopi susu buatan Tyo disukai oleh banyak orang. Dalam waktu singkat, gerai kopi milik Tyo menjadi ramai pengunjung, apalagi setelah didatangi Presiden Jokowi.

Baca Juga: Gaspol Buka Lebih dari 1.500 Gerai Tahun Ini, Intip Strategi Ekspansi Bisnis Tomoro Coffee

Tentang si Kopi Susu Tetangga

Kopi Susu Tetangga menjadi salah satu menu favorit banyak orang. Saking disukai banyak orang, menu yang satu ini bisa terjual hingga ribuan gelas setiap harinya lho, Growthmates! 

Mengutip dari laman Kompas.com, ada cerita unik dibalik nama kopi Susu Tetangga. Junior Brand Manager Kopi Tuku, Eleonora Ancilla, yang ditemui dalam event Jakarta Coffee Week 2023 mengatakan, butuh waktu berbulan-bulan untuk menemukan nama yang tepat untuk menu kopi yang awalnya hanya diberi nama ‘Es Kopi Susu Andanu’.

Namun ternyata, menu yang satu ini disukai banyak orang, bukan satu atau dua, sehingga berganti nama menjadi “Kopi Susu Tetangga”.  Kata “tetangga” sendiri tak lain adalah nama atau sebutan khusus untuk para pelanggan Kopi Tuku.

Perpaduan nikmatnya  kopi dengan susu, krimer, dan gula aren, membuat menu ini cepat ludes terjual. Selain itu, ada banyak menu lainnya yang juga bisa dinikmati di Kopi Tuku. Seperti Es Kopi Hitam Tetangga, Kopi Hitam Tetangga, Iced Chocolate, Long Black, Cappuccino, Caramel Macchiato, Kopi Filter, hingga Tukucur yang tak lain adalah kopi literan. 

Baca Juga: TOMORO COFFEE Dirikan Coffee Roastery dengan Kapasitas Sangrai hingga 2.400 Ton Biji Kopi

Buka Cabang hingga Korea Selatan?

Andanu Prasetyo begitu sukses mengembangkan bisnis kopinya hingga gerai Kopi Tuku kini sudah bertetangga di 46 tempat yang berada di kawasan Jabodetabek, Surabaya, hingga Malang. Bahkan belum lama ini, Kopi Tuku pertama kali ‘menginjakkan kaki’ di Korea Selatan.

Namun sayangnya, gerai Kopi Tuku yang dibuka di Gangnam, Seoul, Korea Selatan, hanya bersifat sementara. Kedai kopi pop-up tersebut hanya dibuka pada 25 Maret 2024 dan berakhir 10 Mei 2024 lalu.

Mengutip dari laman Narasi.tv, tujuaan dari dibukanya gerai Tuku Kopi sementara itu untuk mengeksplorasi peluang ekspansi bisnis di Negeri Ginseng tersebut. Bukan hanya itu, Kopi Tuku juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memperoleh informasi pasar di Korea Selatan, serta membangun jaringan komunitas setempat untuk memperkenalkan dan mempromosikan kekayaan budaya kopi Indonesia.

Adapun alasan dipilihnya Korea Selatan sebagai tujuan ekspansi dikarenakan kecintaan masyarakat Korea Selatan terhadap budaya minum kopi. Selama di Korea Selatan, Kopi Tuku bukan hanya menghadirkan menu andalannya, Es Kopi Susu Tetangga, tetapi juga menjual produk lainnya. Seperti gula aren yang merupakan hasil kolaborasi dengan salah satu produsen gula aren, yaitu Beraga.

Sukses Tanpa Kemitraan

Ini hal cukup unik yang dimiliki Kopi Tuku. Meski memiliki banyak cabang di berbagai kota, Tyo tidak ingin menjalankan bisnisnya dengan sistem franchise atau waralaba. Ketimbang menjalankan kemitraan, Tyo justru memilih untuk membuka banyak outlet untuk membangun branding awareness bisnis tersebut.

“Kami belum memiliki sistem yang cukup valid untuk dapat memastikan value yang ingin disampaikan Tuku tersalurkan pada sistem waralaba. Kami dari awal disenangi karena hal-hal sederhana, meski bukan berarti harus tumbuh lebih lambat, tetapi kami harus bijak dalam mengambil langkah konsistensi agar nilai-nilai yang dimiliki Tuku  tetap dapat tersampaikan,” ujar Tyo seperti dikutip dari laman Warta Ekonomi

Kopi Tuku memilih mengembangkan bisnisnya secara terpusat agar bisa dikontrol langsung secara prinsipal. Tyo berharap dapat menjangkau lebih banyak konsumen dan meningkatkan keuntungan bisnisnya, dengan memiliki banyak gerai di berbagai kota.

Strategi Bisnis Kopi Tuku

Mengutip dari laman My Indibiz, kesuksesan Kopi Tuku tidak lepas dari kualitas kopi yang konsisten. Bukan hanya itu, salah satu kunci keberhasilan lantaran SOP yang diterapkan di setiap gerai.

Kopi Tuku memiliki SOP yang ketat dalam pemilihan biji kopi, proses roasting, dan persiapan minuman. Sesuai dengan komitmennya, Kopi Tuku ingin menyajikan kopi terbaik untuk para pelanggan di setiap cabangnya.

Selain dalam hal kualitas kopi, Kopi Tuku juga menerapkan SOP yang konsisten dalam pelayanan pelanggan. Para karyawan dilatih untuk memberikan pengalaman yang ramah dan profesional terhadap pelanggan, termasuk pengetahuan tentang biji kopi hingga cerita di balik Kopi Tuku.

Bukan hanya dengan pelanggan, Kopi Tuku juga konsisten memberikan dukungan terhadap para petani kopi lokal. Kopi Tuku membangun kemitraan yang berkelanjutan dengan komunitas petani untuk mendapatkan biji kopi berkualitas tinggi. 

Kopi Tuku juga terus berinovasi menciptakan berbagai minuman kopi yang siap memanjakan lidah pengunjung. 

Keren banget ya, Growthmates! Kamu, salah satu Tetangga TUKU?