Mimpi Lama Prabowo

Sejak masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto sudah ikut berperan dalam pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) di wilayah Pantura Jawa. Menurut Presiden Indonesia ke-8 itu, tanggul laut raksasa perlu dibangun demi menyelamatkan perekonomian Pulau Jawa yang merupakan tulang punggung ekonomi nasional.

"Disampaikan Pak Menko (Airlangga) bahwa Jawa masih menyumbang lebih dari 50 persen PDB (Produk Domestik Bruto). Ironisnya, sebagai tulang punggung ekonomi nasional, justru masyarakat di wilayah pesisir Pulau Jawa masih hidup memprihatinkan akibat permasalahan banjir rob," kata Prabowo dalam acara Seminar Nasional Pembangunan Tanggul Laut, di Kempinski Hotel, Jakarta, Rabu (10/1/2024).

Baca Juga: Dari Dana Desa hingga Impor Gula, Ini Deretan Kasus Korupsi yang Diungkap di Awal Pemerintahan Prabowo, 28 Koruptor Sudah Dipenjara

Oleh karena itu, Prabowo mendorong percepatan pembangunan tanggul laut raksasa di wilayah Pantura Jawa guna menyelamatkan perekonomian Pulau Jawa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

"Kumpulkan otak-otak terbaik bangsa, segera percepat pembangunan giant sea wall untuk selamatkan bangsa Indonesia, terutama 50 juta masyarakat yang hidup di Pantura Jawa, ekonomi yang begitu besar, sehingga pertumbuhan ekonomi berjalan," pungkasnya.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sekaligus adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, dalam sebuah kesempatan menjelaskan bahwa proyek giant sea wall tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat sehingga harus segera dilaksanakan.

Dalam penjelasannya, Hashim mengatakan bahwa konsep tanggul laut diinisiasi sejak tahun 1994 oleh Bappenas sebagai solusi untuk menyelamatkan pesisir utara Jakarta. Namun, Presiden Prabowo melihat urgensi pembangunan tanggul laut tidak hanya dirasakan di wilayah utara Jakarta, tetapi juga di seluruh pesisir utara Pulau Jawa.

"Namun, selama 10 tahun tidak ada kemajuan. Pak Prabowo ingin segera membangun tanggul laut raksasa karena masalah yang dihadapi bukan hanya di Jakarta, melainkan juga seluruh pantai utara Pulau Jawa. Diperkirakan 40% sawah, lahan, bisa tenggelam kalau tidak segera dilindungi," tegas Hashim.