Dalam mewujudkan mimpi besar membangun Kereta Api Trans Sumatera, Ditjenka melalui BTP Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Aceh, masing-masing BTP telah memiliki program kerja dan tanggung jawab sesuai prioritas, urgensi dan ketersediaan anggaran pembangunan prasarana untuk dibangun secara bertahap.
Pembangunan Kereta Api Trans Sumatera ini pun mempertimbangkan potensi koridor ekonomi dengan Pusat Kegiatan Ekonomi Utama (PKEU), yaitu daerah Pangkal Pinang, Padang, Bandar Lampung, Bengkulu, Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang dan Tanjungpinang. Daerah-daerah tersebut tersebar di Pulau Sumatera dan sekitarnya sejak dari Lampung di ujung Timur hingga ke Banda Aceh di ujung Barat Pulau Sumatera.
Pusat-pusat ekonomi tersebut memiliki fokus kegiatan ekonomi utama pada 5 komoditas besar yang memerlukan angkutan kereta api yang mampu mengangkut dalam jumlah besar diangkut secara massal dan rutin. Produk-produk itu diantaranya kelapa sawit, karet, batu bara, industri perkapalan dan besi baja serta Kawasan Strategis Nasional (KSN) di Selat Sunda antara Pulau Jawa-Sumatera.
Keberadaan jalur kereta api ini akan juga akan menumbuhkan ekonomi di daerah-daerah tersebut. Jalur rel akan sangat strategis, karena dikembangkan terkoneksi dengan pelabuhan penghubung dengan negara tetangga, Malaysia dan Singapura.
Menteri BUMN, Erick Thohir, pernah mengatakan bahwa kereta barang itu sangat penting di Sumatera karena pulau ini penghasil berbagai komoditi. Sekaligus, kehadiran kereta api juga bisa menjaga ketahanan jalan tol dan Trans Sumatera, baik timur atau tengah.
"Untuk menyambung kereta di Sumatera sendiri kan belum. Ini mesti kita lihat dari jangka pendek dan jangka panjang," tutur Erick Thohir.
Sementara itu, mantan Dirut KAI, Ignasius Jonan, meyakini bahwa permintaan konsumen atas KA Trans Sumatera akan meningkat seiring waktu. Menurutnya, masyarakat membutuhkan lima hingga sepuluh tahun untuk terbiasa dengan angkutan umum.
"Saya yakin kalau (KA Trans Sumatera) itu dibangun pasti demand-nya tumbuh," tandas Jonan.
Baca Juga: Kiat Ignasius Jonan Mengubah Budaya Perusahaan Menjadi Lebih Ramah Lingkungan