Dalam rangka mendukung green logistic nasional, KAI Logistik bersama Gobel Group meresmikan kemitraan multipihak. Dalam hal ini, PT Panasonic Gobel Indonesia melakukan pengalihan moda transportasi pengiriman barang yang dikelola oleh PT Gotrans Logistics International dari truk ke kereta api, bekerja sama dengan KAI Logistik pada rute Jakarta-Surabaya.

Pengalihan moda tersebut berpotensi mengurangi emisi karbon sehingga turut berkontribusi dalam akselerasi implementasi ekonomi hijau guna dukung Visi Indonesia Emas 2045. Langkah ini juga sejalan dengan target jangka panjang Panasonic Global untuk mencapai pengurangan 300 juta ton emisi CO2 hingga tahun 2050.

Baca Juga: Terapkan 'Winning Strategy', Pos IND Berevolusi Jadi Holding Logistik

"Moda kereta api (KA) dalam industri logistik memainkan peranan yang sangat besar dalam rangka mewujudkan green logistic. Satu rangkaian KA Container mampu mengangkut 30 gerbong datar atau setara dengan 60 truk berkapasitas 20 ton sehingga pengalihan moda jalan ke kereta api mampu mengurangi emisi karbon dan menjadi solusi transportasi yang lebih ramah lingkungan," jelas Fredi Firmansyah, Direktur Utama KAI Logistik, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (21/8/2024).

President Director & Group CEO Gobel Group, Hiramsyah S. Thaib, menyambut baik kemitraan multipihak dalam mendukung green logistic nasional yang akan mendukung, melengkapi, dan memperkuat ekosistem bisnis Gobel Group. Dia menegaskan, "Kemitraan multipihak yang mendukung green logistic di Indonesia ini menjadi wujud aspirasi kami untuk menyediakan ukuran seberapa baik dalam memenuhi kewajiban kami terhadap konsumen melalui berbagai produk dan layanan."

Selaraskan Efisiensi Bisnis, Keberlanjutan Lingkungan, dan Optimalisasi Layanan

Seiring dengan meningkatnya volume perdagangan dan permintaan logistik, tantangan lingkungan yang dihadapi sektor logistik menjadi makin mendesak. Logistik bertanggung jawab atas sekitar 27% dari total emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas operasionalnya dengan 90% dari total emisi karbon tersebut berasal dari subsektor transportasi darat.

Menanggapi hal tersebut, kemitraan multipihak yang mendukung green logistic nasional di Indonesia ini menawarkan solusi dalam mengatasi upaya mengurangi emisi karbon di sektor logistik, khususnya layanan pengiriman barang. Pengalihan moda transportasi dari truk ke kereta api dapat mengurangi emisi karbon hingga 70% sehingga dinilai merupakan langkah yang tepat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

Green logistics turut menunjukkan bahwasanya berbagai inisiatif perusahaan dalam keberlanjutan lingkungan dapat berjalan selaras dengan upaya efisiensi bisnis. Dari segi biaya operasional, kemitraan multipihak ini dapat menekan biaya operasional hingga 6% lebih rendah dibandingkan penggunaan moda transportasi sebelumnya.

Sebagai bentuk peningkatan kualitas layanan terhadap konsumen, inovasi keberlanjutan di industri logistik ini juga dapat menjadi bagian strategi bisnis dalam optimalisasi layanan. Dengan pengiriman melalui kereta api, setiap perjalanan yang dilakukan dapat menghemat biaya sebesar Rp745.000 per pengiriman.

Penerapan prinsip ekonomi hijau diprediksi akan memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi Indonesia. Hal ini termasuk pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) rata-rata sebesar 6,3% antara 2025 hingga 2045, serta penciptaan 1,7 juta lapangan yang akan mencakup 38% dari tambahan tenaga kerja pada tahun 2045. 

Berdasarkan kondisi tersebut, keselarasan antara efisiensi bisnis, keberlanjutan lingkungan, dan optimalisasi layanan yang dihasilkan dari kemitraan multipihak ini diharapkan dapat memaksimalkan implementasi ekonomi hijau. Hal ini merupakan elemen sentral sebagai salah satu dari enam strategi transformasi ekonomi Indonesia yang dicetuskan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (PPN/ BAPPENAS) dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.