Proyek pembangunan Kereta Api Trans Sumatera sudah didengungkan sejak lama. Namun, progres pembangunan proyek yang menelan anggaran mencapai triliunan rupiah ini belum juga menampakan kemajuan berarti. Dilansir dari laman Menhub.go.id, kesepakatan pembangunan jalur kereta api Trans Sumatera ini sudah diteken pada 27 Januari 2015 oleh Menteri Perhubungan saat itu, Ignasius Jonan, bersama para Gubernur di Pulau Sumatera.

Diketahui, proyek pembangunan Kereta Api Trans Sumatera ini masuk ke dalam daftar Proyek Nasional Strategis (PSN), yang mana proyek ini direncanakan akan menghubungkan ujung ke ujung dari pulau tersebut. Nantinya, akan dibangun ribuan kilometer jalur kereta api akan menjangkau daerah yang ada disepanjang jalur kereta api Trans Sumatera. Meski hingga saat ini belum ada tanda-tanda bahwa akan digarap dalam waktu dekat ini, namun presiden Jokowi ternyata telah mempersiapkan hal tersebut.

Untuk saat ini, Trans Sumatera sudah terhubungkan separuh dari panjang rel yang telah dibangun di jaman Hindia Belanda dan masih sekitar 1.300 kilometer yang belum terhubungkan rel kereta api dari sekitar 3.500 kilometer panjang rel Trans Sumatera.

Diketahui, di Pulau Sumatera sendiri hanya ada 4 Provinsi yang memiliki jalur rel kereta api, yakni Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Lampung. Empat Provinsi tersebut pun sejatinya belum terhubung satu sama lain. Sehingga, proyek pembangunan Kereta Api Trans Sumatera diharapkan bisa menghubungkan semua Provinsi di Pulau Sumatera.

Baca Juga: Menko Airlangga: Proyek Giant Sea Wall untuk Selamatkan Pantura

Rencana Pembangunan kereta api Trans Sumatera ini sendiri dibagi dalam 2 trase, pertama Pekan Baru-Jambi dengan panjang 243 Km. Untuk Pekanbaru-Jambi sendiri dibagi dalam 2 Segmen, yakni Rengat-Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) sepanjang 114 Km dan Tanjung Jabung Barat-Muarojambi sepanjang 120 Km.

Untuk tahapan pembangunannya sendiri, DED Pembangunan Jalur KA tahun 2021, DED Jembatan dan Stasiun KA direncanakan tahun 2022, DED Persinyalan KA tahun 2023, dan DPPT Pembangunan Jalur KA dan Amdal akan dilaksanakan pada tahun 2024.

Untuk, trase Jambi Palembang sepanjang 232,60 Km akan dibagi dalam 7 segmen, yakni ditargetkan pekerjaan kontruksi pada tahun 2024. Sementara, untuk wilayah yang masuk Provinsi Jambi berada di wilayah kerja Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Selatan, yang meliputi Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, Jambi dan Rengat. Sedangkan, lintas rel kereta api Trans Sumatera yang melalui Provinsi Jambi dibagi menjadi 2 segmen, yaitu Palembang-Jambi dan Jambi-Rengat. 

Disebutkan sebelumnya, total kebutuhan biaya Kereta Api Trans Sumatera Aceh-Medan-Riau itu mencapai Rp22,073 triliun. Alokasi dana 2015-2016 sebesar Rp1,3777 triliun dan direncanakan pada 2017-2021 ada dana anggaran Rp20,696 triliun.

Baca Juga: Ignasius Jonan: Sukses Ubah Citra Perkeretaapian Indonesia

Dalam mewujudkan mimpi besar membangun Kereta Api Trans Sumatera, Ditjenka melalui BTP Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan  Aceh, masing-masing BTP telah memiliki program kerja dan tanggung jawab sesuai prioritas, urgensi dan ketersediaan anggaran pembangunan prasarana untuk dibangun secara bertahap.

Pembangunan Kereta Api Trans Sumatera ini pun mempertimbangkan potensi koridor ekonomi dengan Pusat Kegiatan Ekonomi Utama (PKEU), yaitu daerah Pangkal Pinang, Padang, Bandar Lampung, Bengkulu, Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang dan Tanjungpinang. Daerah-daerah tersebut tersebar di Pulau Sumatera dan sekitarnya sejak dari Lampung di ujung Timur hingga ke Banda Aceh di ujung Barat Pulau Sumatera.

Pusat-pusat ekonomi tersebut memiliki fokus kegiatan ekonomi utama pada 5 komoditas besar yang memerlukan angkutan kereta api yang mampu mengangkut dalam jumlah besar diangkut secara massal dan rutin. Produk-produk itu diantaranya kelapa sawit, karet, batu bara, industri perkapalan dan besi baja serta Kawasan Strategis Nasional (KSN) di Selat Sunda antara Pulau Jawa-Sumatera.

Keberadaan jalur kereta api ini akan juga akan menumbuhkan ekonomi di daerah-daerah tersebut. Jalur rel akan sangat strategis, karena dikembangkan terkoneksi dengan pelabuhan penghubung dengan negara tetangga, Malaysia dan Singapura.

Baca Juga: Ditargetkan Rampung Awal Mei 2024, Pertamina Fokus Selesaikan Proyek Kilang Baru Terbesar di Tanah Air

Menteri BUMN, Erick Thohir, pernah mengatakan bahwa kereta barang itu sangat penting di Sumatera karena pulau ini penghasil berbagai komoditi. Sekaligus, kehadiran kereta api juga bisa menjaga ketahanan jalan tol dan Trans Sumatera, baik timur atau tengah.

"Untuk menyambung kereta di Sumatera sendiri kan belum. Ini mesti kita lihat dari jangka pendek dan jangka panjang," tutur Erick Thohir.

Sementara itu, mantan Dirut KAI, Ignasius Jonan, meyakini bahwa permintaan konsumen atas KA Trans Sumatera akan meningkat seiring waktu. Menurutnya, masyarakat membutuhkan lima hingga sepuluh tahun untuk terbiasa dengan angkutan umum.

"Saya yakin kalau (KA Trans Sumatera) itu dibangun pasti demand-nya tumbuh," tandas Jonan.

Baca Juga: Kiat Ignasius Jonan Mengubah Budaya Perusahaan Menjadi Lebih Ramah Lingkungan