Growthmates, belakangan ini, stres di tempat kerja telah menjadi masalah kesehatan kritis. Sifat kompetitif tempat kerja modern dan tekanan untuk berprestasi dapat berdampak besar dan jangka panjang pada kesehatan jantung, yang menggarisbawahi perlunya kesadaran dan tindakan pencegahan.
Stres dapat menyebabkan penerapan mekanisme penanganan yang tidak sehat, seperti merokok, makan berlebihan, atau konsumsi alkohol berlebihan. Perilaku ini sering dikaitkan dengan faktor risiko kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi, obesitas, dan peningkatan kadar kolesterol.
Stres kronis juga dapat mengganggu pola tidur, yang memperburuk kelelahan dan semakin melemahkan kemampuan tubuh untuk mengatasi stresor. Seiring waktu, kondisi stres yang konstan ini menciptakan lingkungan yang cocok untuk berkembangnya penyakit jantung.
Penelitian menunjukkan bahwa stres juga menyebabkan tubuh melepaskan hormon tertentu, seperti kortisol dan adrenalin, yang bermanfaat dalam waktu singkat tetapi berbahaya jika berkelanjutan dalam jangka panjang.
Perubahan hormonal ini dapat meningkatkan tekanan darah, menyempitkan pembuluh darah, dan membebani jantung, yang menyebabkan kondisi seperti hipertensi dan aterosklerosis. Jika tidak ditangani, kondisi ini meningkatkan kemungkinan terjadinya kejadian kardiovaskular yang lebih parah, seperti serangan jantung dan stroke.
Baca Juga: 7 Cara Terbaik Mengatasi Stres Saat Kamu Merasa ‘Overburdened’ dengan Pekerjaan
Masalah jantung akibat stres di kalangan profesional muda
Menurut Dr. Vivek Chaturvedi, seorang ahli cardiology, saat ini semakin banyak profesional muda yang mengalami gejala terkait jantung yang terkait dengan stres.
Keluhan umum di antara individu-individu ini termasuk kecemasan, jantung berdebar, dan ketidaknyamanan dada, yang semuanya dapat diperburuk oleh jam kerja yang panjang, tenggat waktu yang ketat, dan keseimbangan kehidupan kerja yang buruk.
Sifat pekerjaan mereka yang penuh tekanan sering kali berkontribusi pada perkembangan gejala-gejala ini, yang dapat mengkhawatirkan dan mengganggu.
Di sisi lain, profesional yang lebih tua sering kali mengalami kondisi yang lebih serius, seperti tekanan darah yang tidak terkontrol, pusing, dan sakit kepala terus-menerus, yang mungkin merupakan indikator awal penyakit kardiovaskular.
Gejala-gejala ini tidak boleh diabaikan, karena intervensi dini sangat penting dalam mengelola kesehatan jantung dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Dampak jangka panjang dari lingkungan kerja yang penuh tekanan
Paparan stres kronis di tempat kerja dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada jantung. Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol, tekanan darah tinggi, dan kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan yang buruk dan kurang olahraga, yang semuanya berkontribusi terhadap risiko timbulnya penyakit jantung.
Seiring berjalannya waktu, efek kumulatif stres dapat melemahkan jantung, yang menyebabkan kondisi seperti penyakit arteri koroner, aritmia, dan bahkan kematian jantung mendadak.
Selain itu, beban psikologis akibat bekerja di lingkungan yang penuh tekanan dapat semakin memperburuk masalah jantung. Stres dapat menyebabkan peningkatan kecemasan dan depresi, yang keduanya terkait dengan kesehatan kardiovaskular yang buruk.
Masalah kesehatan mental ini dapat menciptakan lingkaran setan, di mana stres memperburuk kesehatan jantung, dan masalah jantung, pada gilirannya, memperparah perasaan stres dan cemas.
Baca Juga: 4 Langkah Efektif Ciptakan Lingkungan Kerja Sejahtera, Bantu Atasi Stress yang Dialami Karyawan